Saturday, May 6, 2023

PATAHNYA SEBELAH SAYAP


Adzan Maghrib sudah berkumandang, tapi aku masih sibuk dengan selembar kertas yang ada di tangan. Seolah aku tak menghiraukannya. Ratusan orang berjajar di depan dan belakangku memadati setiap lorong sempit yang penuh asap rokok. Hampir setengah jam sudah, aku berdesak-desakan mengantri menu berbuka puasa di deck empat. Ini adalah hari kedua puasa ramadhan dan aku masih berada di atas kapal.

            Mayoritas di deck yang aku tempati adalah penumpang tujuan Sorong, Nabire, dan sekitarnya. Mereka juga berasal dari berbagai macam daerah. Meski begitu mereka tetap menikmati perjalanan layaknya bersama keluarga termasuk aku. Selama di kapal, kami saling membantu dan menghibur. Bahkan sesekali satu diantara mereka sudi untuk mengajakku berkeliling kapal. Maklum, ini adalah kali pertamaku melakukan perjalanan dengan kapal.  

Suara dari sebuah speaker tiba-tiba menghentikan kesibukan kami. Seorang petugas information center menginformasikan bahwa satu jam lagi kapal segera tiba di Pelabuhan Sorong. Aku pun menelan mentah sisa makanan dan bergegas menyiapkan barang bawaanku. Tak banyak yang ku bawa hanya sebuah ransel dan koper serta hoodie bag berisi scrapbook hasil karyaku sendiri.

            Beberapa menit berselang, blast terdengar sekali. Itu menandakan bahwa kapal segera bersandar. Rasanya aku sudah tak sabar ingin segera turun. Aku pun bergegas meninggalkan deck menuju pintu keluar.           

            Perlahan aku mulai menuruni satu per satu anak tangga kapal. Ini pertama kalinya, aku menginjakkan kaki dikota yang konon disebut-sebut sebagai Kota Minyak. Yang sampai sekarang pun masih terasa bagai mimpi.

“Susi!” Seseorang memanggilku dari kejauhan.

Kucoba mencari sumber suara itu. Kulihat seorang lelaki berkaos hitam, berjambang, dan berambut ikal berdiri sekitar 6 meter di hadapanku sembari melambaikan tangannya. Perlahan orang itu mulai menghampiriku. Semakin dia mendekat rasanya semakin sesak dadaku. Hingga akhirnya sebuah pelukan darinya melegakanku. Air mata kami pun saling beradu seolah rindu yang bertahun lamanya terbayar begitu saja.

“Oby, Susi sangat rindu.”Bisikku sembari memeluk erat lelaki itu yang sudah bertahun lamanya tak kutemui. Banyak harapan dan impian yang aku bawa dalam pertemuan kami kali ini termasuk keseriusan rencana Oby dan keluarganya untuk meminangku.

“Ayo, kita pulang. Mobil Oby di sana.” Kata Oby sembari mengangkat koper.

Seperti biasa dia tak lupa menyematkan jemarinya disela jemariku. Bahagia yang mendalam tak bisa lagi dielakkan oleh sanubariku. Semua terasa seperti dulu saat kami masih berada di kota tempat kami menimba ilmu.

Sepanjang perjalanan, kami asik berbincang. Oby juga sangat antusias untuk mendengarkan pengalaman pertamaku berlayar. Hingga tak terasa jam di ponselku sudah menunjukan pukul 22.00 WIT. Perjalanan kami pun terhenti di sebuah halaman rumah.

“Ini rumah Oby. Nanti Susi bisa tidur di kamar ayah. Besok siang Oby bawa Susi jumpa ayah dan ibu. Ok?” Jelasnya sambil menunjuk rumah di sebelah kiriku. Rumah itu nampak sepi dan tak berpenghuni. Ayah ibu Oby memang lama tidak tinggal di sini. Mereka tinggal di kabupaten lain yang jaraknya sekitar 85 km dan harus ditempuh menggunakan feri.

Teriknya matahari siang ini tak menyurutkan semangatku untuk sampai kesebuah feri yang bertuliskan KM Belibis. Seperti biasanya KM Belibis melayani penyeberangan pukul 14.00 WIT. Penyeberangan terakhir untuk hari ini.

Satu jam telah berlalu, kami pun sampai di kabupaten tempat orang tua Oby tinggal. Senang rasanya sebab sebentar lagi aku berjumpa kembali dengan orang tuanya. Sebenarnya, pernah sekali aku berjumpa dengan mereka, tapi itu 2 tahun lalu di hari wisuda Oby. Mereka juga sempat datang ke rumah bertemu dengan keluargaku dan membicarakan rencana mereka untuk memingangku. Sejak itulah hubungan kami sangat rapat terlebih aku dengan Ibunya.

“Ibu. Ibu.” Panggil Oby pada ibunya sembari menelusuri setiap ruang di rumahnya. Tak lama kemudian keluarlah Oby bersama seorang wanita yang 35 tahun lebih tua darinya.

“Selamat siang, Ibu.” Sapaku sembari menghampiri wanita itu untuk berjabat tangan.

Tiba-tiba wanita itu memelukku dengan eratnya dan berkata, “Oh sayang, ibu khawatir sekali waktu dengar Susi sudah di jalan mau ke sini. Susi sehat?” Lagi-lagi aku hanyut dalam suasana bahagaia yang hanya terungkapkan dengan air mata. Wanita itu adalah Ibu Oby.

“Susi sehat ibu. Ibu bagaimana kabar? Oh iya ayah kemana?” Kataku sembari menyeka air mataku.

“Oh ayah lagi keluar. Sebentar lagi pulang.”Jelas Ibu.

Tak lama berselang seorang lelaki berkacamata membuka pintu dengan mengucapkan salam.

“Selamat siang.” Ucapnya sembari melihat ke arah tempat duduk kami.

“Selamat siang ayah.” Aku pun menjawab salamnya sembari menghampirinya. Dia adalah ayah Oby.

Kami pun melanjutkan kembali perbincangan kami sebelum akhirnya pergi ke rumah yang akan aku tinggali. Ayah telah menyiapkan rumah di komplek sebelah untukku. Ayah tak ingin aku dan keluarganya menjadi buah bibir orang sekitar sebab tinggal seatap sebelum menikah. Aku pun menyadari bahwa aku tengah bermalam di bawah nyiur pinang orang, maka kata orang dituruti. Aku harus tetap mengikuti adat-istiadat yang ada di sini.

Sejak awal aku datang, silih berganti keluarga besar Oby berkunjung ke rumah. Mereka menyambutku dengan hangat dan menerimaku sebagai bagian dari keluarganya. Keseharianku pun selalu kuhabiskan bersama ayah dan ibu di rumah sembari menunggu Oby pulang kerja. Aku merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka. Bahkan kenyamanan ini nyaris membuatku tak ingin kembali ke tanah kelahiran.

Hari ini tidak seperti biasanya Oby pulang terlambat. Tak ada kabar apa pun dari dia. Aku yang sedari tadi menunggunya di rumah juga mulai bosan.

“Permisi ayah, boleh susi pinjam motor ayah sebentar? Susi mau ke ATM di ujung jalan sekalian beli takjil.” Pintaku pada ayah yang sedari tadi duduk bersamaku di serambi rumah.

Aku memang sudah cukup menguasai jalan di kota ini setelah beberapa hari yang lalu  Oby mengajaku berkeliling. Bahkan sudah menjadi kebiasaanku menikmati senja seorang diri di pantai yang berada tak jauh dari rumahnya.

“Boleh. Itu kuncinya. Jangan lupa pakai helm.”Jawab ayah sembari menunjuk kunci yang tergeletak di atas meja.

“Terimakasih, Ayah.” Sahutku.

Di tengah perjalanan, ku lihat seorang perempuan tengah membonceng lelaki dengan sepeda motor sembari memeluk erat dari belakang. Mereka nampak sangat menikmati perjalannya itu.  Saat motorku berada tepat di samping motornya, lelaki itu pun menoleh ke arahku dan menyebut namaku dengan lirih. Aku hanya tersenyum kecut dan segera enyah dari hadapan mereka. Aku segera pulang dan mengembalikan motor ayah.

Sebelumnya aku memang sempat mendengar kabar kedekatan hubungan Oby dengan seorang perempuan. Oby pun pernah menjelaskan bahwa mereka hanya sebatas teman. Oby hanya ingin menjaganya sebab dia tengah menjalani perawatan. Singkat cerita oby pernah bercerita tentang Costantine perempuan yang diboncengnya tadi termasuk mengenai penyakitnya yang membuat Costantine dikucilkan oleh keluarganya sendiri.

“Susi, Oby bisa jelaskan semuanya. Yang Susi lihat tadi tidak seperti yang Susi pikirkan.” Kata Oby yang coba menahanku.

“Susi paham kalau perempuan itu sakit. Tapi, haruskah seperti itu ditempat umum? Satu lagi tolong hapus lipstik di bibirmu jangan sampai ayah dan ibu tau. Entah apa yang kalian sudah lakukan.” Sahutku dengan penuh amarah yang harus ku tahan. Aku pun segera pergi meninggalkanya. Aku tak ingin ayah dan ibunya tahu perdebatan kami.

Kecewaku makin bertambah ketika orang yang tak kukenal mengirimkan sebuah gambar melalui akun whatsappku. Pada gambar itu, kulihat Oby dengan Costantine tengah berada di sebuah kamar. Gambar yang tak pantas untuk disebar luaskan menurutku. Aku sendiri malu dan jijik melihatnya.

Sejak saat itu aku jarang berjumpa Oby. Jangankan datang ke rumahnya mengangkat telefonnya saja aku enggan. Aku tak ingin membicarakan apapun lagi dengannya termasuk gambar itu. Hatiku telah hancur.

Semilir angin Pantai WTC sore ini masih memainkan rambut panjangku. Kicauan burung dan deburan ombak pun senantiasa menenangkan hati tatkala aku teringat kejadian beberapa waktu lalu. Tiba-tiba seorang perempuan berambut kriting dan berkulit gelap menghampiriku. Kehadirannya memperkeruh suasana batinku.

“Mbak Susi.” Sapa Costantine padaku.

“Ada apa?” Tanyaku singkat.

Ingin sekali kulapiaskan kemarahanku kepadanya, tapi tak mungkin. Aku hanyalah seorang pendatang. Tak elok jika aku membuat keributan terlebih hanya perkara lelaki.

“Aku tau Mbak Susi marah sama aku dan Oby. Aku minta maaf, Mbak. Aku tahu aku salah, tapi aku nyaman sama dia. Oby juga.” Jelas Costantine yang membuatku semakin geram.

“Sejauh apa hubungan kalian?” Tanyaku sambil menunjukan gambar yang kudapat beberapa hari lalu.

 “Selama ini aku tau kamu sakit, Oby coba jagain kamu dan aku izinkan. Tapi bukan berarti aku izinkan kalian berkhianat di belakang aku. Kamu tahu tujuan aku jauh-jauh kesini buat apa? Buat buktiin ke dia dan keluarganya kalau aku sayangkan dia.” Lanjutku dengan emosi yang mulai pecah.

“Aku tahu mbak. Aku paham. Oby selalu cerita ke aku tentang Mbak. Dia juga sayang Mbak Susi. Tapi dia juga berjanji akan menikahiku karena dia pikir tak mungkin Mbak Susi akan berani datang ke sini untuk buktikan sayang Mbak ke Oby.” Costantine pun terus mencoba menjelaskan apa yang terjadi selama ini antara dia dan Oby.

“Kamu mau nikah dengan diakan? Nikahlah!” Marahku pun makin memuncak.

“Tidak, Mbak. Orang tua Oby tak pernah restui hubungan kami karena aku sakit. Oby pernah meminta orang tuanya untuk meminangku tapi menolaknya.” Jawab Costantine dengan lirih. Mendengar penjelasannya, aku pun semakin kecewa. Ternyata selama ini orang tua Oby telah mengetahui hubungan mereka dan menyembunyikannnya dariku.

Pagi ini ku beranikan diri untuk datang ke rumah Oby menemui ibunya. Besar harapan, aku tak berjumpa dengan Oby. Saat kulangkahkan kakiku ke halaman rumahnya nampak ibu sedang sibuk dengan setumpuk piring kotornya. Ibu pun menyadari kedatanganku dan mempersilakanku duduk di kursi yang tak jauh dari tempatnya mencuci piring.

“Susi, Su lama tidak kesini?” Tanya ibu sambil menyelesaikan pekerjaannya.

“Maaf Ibu. Susi ada jalan-jalan di sekitar kota jadi baru sempat ke sini.” Jawabku sedikit gugup. Ini adalah kali pertama aku berbohong padanya.

“Pantas Oby sering terlambat pulang. Ada bajalan deng Susi rupanya.” Kata Ibu sambil menyunggingkan senyum manisnya. Aku pun hanya meresponnya dengan senyuman.

“Ibu, Susi boleh bertanya sesuatu?” Tanyaku dengan penuh rasa takut.

“Oh iyo. Mo tanya apa Susi?” Kata ibu sembari menuju kursi yang ada di sebelahku.

“Ibu tahu hubungan Oby dan Costantine?” Tanyaku to the point pada ibu.

“Susi ada tahu sesuatukah?” Jawab ibu yang saat itu nampak kaget.

“Kemarin kami bertemu di pantai.” Belum sempat kuceritakan perjumpaanku dengan Costantine ibu langsung memotong pembicaraanku.

“Ibu sudah larang dia bertemu Oby atau pun kau Susi. Sekarang justru kau bertemu dia. Entah apa yang akan terjadi setelah ini.” Kata ibu dengan sangat marah.

“Tapi kenapa ibu?”Tanyaku sedikit agak memaksa.

“Ibu dan ayah tidak suka dengan dia. Kami cuma maunya Oby sama Susi. Susi, perempuan itu ada sakit. Sakitnya itu karena sering gonta-ganti lelaki. Itu orang satu kota ini tahu. Dia tidak baik, Susi. Dulu, Oby kepergok lagi di kamar berdua dengan perempuan itu. Oby dituntut buat nikahi. Kitanya tetap tidak mau. Akhirnya kita pilih bayar denda. Ibu tak pernah ceritakan ini ke susi karna ibu takut susi pergi kalau tau. Ibu cuma mau Susi saja.” Jelas ibu dengan mata yang berkaca-kaca.

Bagaikan disambar petir waktu kudengar penjelasan ibu. Aku hanya bisa diam dan meneteskan air mata kekecewaanku. Bertahun lamanya aku menunggu Oby dan keluarga yang berjanji segera datang meminangku. Selama itu pula aku mencoba setia kepada cinta yang terpisahkan oleh jarak. Aku pergi dari sebrang nan jauh disana dengan penuh harapan dan mimpi untuk memetik bunga kasihku bersama Oby. Namun sebuah pengkhianatan telah menghancurkan harapanku. Mimpiku untuk segera mendapat pinangan pun lebur bersama dengan setiap kenyataan pahit yang kudapat. Oby dan keluarganya telah merusak kepercayaanku. Bagai menanti orang dahulu, mengejar orang kemudian. Itilah nasib pengorbanan cintaku selama 5 tahun ini.

Ku tinggalkan sebuah memo di atas tempat tidur Oby. Berharap dia membacanya sepulang kerja.

Dear Oby,

Kamu ingat rembulan yang kita lihat beberapa hari lalu? Malam ini aku ingin melihatnya kembali di tempat dan waktu yang sama. Sudi kiranya kau mau menjadi bagian dari kami malam ini.

 

Susi

Suasana pantai malam ini cukup ramai. Banyak muda-mudi yang lalu lalang di hadapanku. Mereka tengah menikmati malam minggu bersama pasangannya. Lain halnya dengan aku. Sudah hampir satu jam aku menunggu Oby yang tak kunjung datang.

“Tuhan, kenapa dia tak datang menemuiku? Apakah dia tak ingin menjelaskan semuanya padaku atau dia benar-benar tak mencintaiku lagi? Jika memang dia tak memandang hatiku lagi, maka bantu aku terima kenyataan ini, Tuhan.” Kata hatiku yang penuh gundah.

“Malam, Susi.” Sapa Oby yang tiba-tiba datang dan duduk di sampingku.

“Malam, By. Kupikir kamu tak datang. Kamukan sibuk dengan dia?” Kataku yang sedikit menyindir.

“Tidak, Sus. Aku baru selesai berbincang dengan ayah dan ibu. Serius” Jawabnya yang mencoba meyakinkanku.

“Iyalah. Aku suruh kau datang ke sini sebab ada hal yang harus kita bicarakan. Kenapa kamu tega?” Aku pun menunjukan gambar yang kuterima beberapa hari lalu.

“Iya itu Oby. Oby minta maaf. Oby mengaku salah. Oby khilaf. Waktu itu Oby sudah putus asa untuk menunggu Susi. Oby ingin segera membawa Susi ke sini, tapi Susi selalu bilang tunggu sampai orang tua Susi izinkan. Sampai Oby fikir Susi hanya main-main. Sekarang Oby tak sangka Susi mampu datang ke sini untuk buktikan semuanya. Oby menyesal. Oby minta maaf, Sus.” Jelas Oby penuh penyesalan.

“Jadi selama ini kamu anggap hubungan kita main-main saja begitu, By? Kenapa waktu itu aku tak ikut langsung denganmu pulang? Sebab aku butuh ridho orang tuaku, By. Jika dulu aku hanya menuruti nafsu kita, mungkin benar sudah lama aku berada di sini membangun keluarga kecil bersamamu. Tapi haruskah dengan tanpa ridho orang tuaku? Aku hanya minta 1 tahun saja untuk penuhi permintaan orang tuaku bekerja. Kamu pun tau waktu itu aku baru saja menyandang gelar sarjanaku.” Ucapku dengan suara yang mulai berat dan terbata-bata.

“Jujur sampai saat ini di hati Oby hanya ada Susi. Oby hanya mencintai Susi. Sekalipun Costantine bersamaku tiap hari, Oby hanya ingat Susi. Oby tersiksa dengan perasaan cinta dan rindu Oby pada Susi yang jauh di sana. Susi pun tahu keluarga Oby menginginkan Susi seorang. Sekarang keberadaan Susi di sini membuat Oby sadar bahwa Oby telah melakukan kesalahan besar dengan membohongi Susi selama ini. Oby minta maaf.” Dengan air mata yang berlinang Oby pun berusaha menjelaskan apa yang selama ini dia rasakan.

“Apa pun penjelasan kamu, tak bisa memperbaiki hubungan kita seperti dulu lagi. Kamu harus mempertanggungjawabkan semua perbuatanmu terhadap Costantine dan aku harus relakan kamu untuk dia. Itu kenyataannya sekarang. Kenyataan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku memang bodoh.” Air mataku pun jatuh tak tertahan lagi. Semakin banyak penjelasan darinya, maka semakin lara hatiku.

“Maafkan aku, Susi. Percayalah perasaan Oby hanya untuk Susi.” Kata Oby sembari menyapu air mataku dan memelukku dengan eratnya.

“Nasi sudah menjadi bubur, By. Kesalahan Oby telah menghancurkan harapan dan mimpi kita selama ini. Mungkin ini adalah hadiah ulang tahun dariku yang terakhir. Memang tak menarik lagi apa yang aku berikan ini, tapi aku harap kamu mau terima.” Aku memberikan sebuah hoodie bag berisikan scrapbook kepada Oby. Aku pun pamit untuk pulang.

Esok adalah jadwal keberangkatan kapal tujuan Surabaya dari Pelabuhan Sorong. Mau tak mau pagi ini, aku harus kembali ke Kota Minyak. Aku akan pulang.

Sebelum berangkat, Oby akan mengajakku ke rumah untuk berpamitan dengan ayah dan ibunya. Berkali-kali kucoba menghubunginya melalui ponsel namun hasilnya nihil. Aku pun mencoba menenangkan diri dengan bermain game di ponselku. Tiba-tiba sebuah panggilan masuk dari Ibu Oby dan menghentikan permainanku.

“Selamat pagi, Ibu.” Sapaku dengan lembut.

“Ibu, Ibu. Tidak usah Susi panggil Ibu e. Susi ini memang bodoh, tidak tau diri. Susah payah saya pertahankan Susi, tapi Susi kasih tinggal Oby, suruh kawin dengan perempuan itu. Saya tidak mau. Sudah, sekarang Susi pulang sudah. Tidak perlu kembali ke sini dan pamit dengan ibu ayah.” Sahut Ibu yang kemudian mematikan teleponnya.

Aku sangat syok dengan kejadian ini. Baru kali ini beliau melontarkan kata-kata yang cukup kasar kepadaku. Tak lama kemudian Oby pun datang.

“Hai, By. Ku kira kau lupa.” Sapaku sembari beranjak dari tempat dudukku. Aku pun melemparkan senyum lebar dan berusaha menutupi kejadian yang baru saja terjadi.

“Maaf. Kamu sudah siap?” Katanya dengan membalas senyumku.

“Sudah. Tuh, koperku sudah duduk dalam mobil dari tadi.” Sahutku sedikit dengan candaan. Kali ini Oby terlihat sedang menutupi sesuatu dariku. Entah apa aku tak tahu pasti. Kami pun bergegas menuju dermaga dan naik KM Belibis tujuan Kota Minyak.

Sampailah kami di Kota Minyak. Kapal tujuan Surabaya dijadwalkan berangkat besok siang. Aku pun kembali bermalam di rumahnya yang tak jauh dari Pantai Tanjung Kasuari.

Malam ini serasa dunia hanya milik kami berdua. Satu per satu video kenangan kebersamaan kami diputar untuk menemani malam kami. Ternyata banyak hal konyol yang selama ini kami lakukan dan pantas kami tertawakan.

“Maafkan Oby. Maafkan segala khilaf Oby. Maafkan Oby tak ajak Susi ke rumah jumpa ayah ibu tadi.” Ucap Oby tiba-tiba.

“Susi masih sayang Oby?” Lanjutnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Sampai kapan pun. Sekali pun kita tak akan pernah berjumpa lagi setelah ini.” Jawabku penuh yakin sembari menyunggingkan senyum manisku.

Kutatap dalam kedua bola matanya. Kulihat sebuah penyesalan yang amat dalam dari dirinya. Seolah dia ingin memperbaiki semuanya tapi itu tak mungkin. Air mata kami pun saling beradu malam ini. Disapunya berkali-kali air mataku. Dia berusaha menenangkanku yang menagis tersedu-sedu. Dikecupnya keningku kemudian dia memelukku erat. Aku merasakan kehadiran Oby yang dulu sangat mencintaiku. Oby yang dulu sangat menjaga marwah dan perasaanku.

Ini adalah H-7 lebaran. Banyak para pendatang di Kota Minyak mudik ke kampung halamannya dengan kapal yang aku gunakan. Melihat kondisi kapal yang penuh sesak Oby pun khawatir padaku. Dia paham betul bahwa aku tak mampu berdesak-desakan dengan membawa barang bawaanku sendiri. Baginya, aku adalah penumpang amatiran. Dibawakannya semua barang-barangku hingga ke atas kapal. Dia pun mencarikan tempat duduk yang nyaman dan aman di deck luar untukku.

Sepucuk surat merah jambu kuhaturkan padanya sebelum dia meninggalkanku di deck. Tak ada sepatah kata yang terucap dari kami. Hanya sebuah pelukan dan kecupan mesra di keningku sebagai salam perpisahan kami. Sedih rasanya saat langkahnya perlahan mulai meninggalkanku seorang diri. Hingga tanpa aku sadari, air mataku jatuh ketika sosok yang selama ini kudambakan hilang dari hadapanku.

Tak lama kemudian kulihat dia telah berada di dermaga. Nampak dia tengah membuka surat yang kuberikan. Dibacanya surat itu.

Dear Oby

Kecintaanku kepadamu bukan sebab kekayaan dan ketampanan. Kecintaanku padamu disebabkan keteguhanmu untuk meyakinkan aku dan keluargaku dulu. Saat keteguhan itu hilang, maka bukan berarti hilang pula kecintaanku padamu. Maafkan aku jika aku menjadi orang yang paling kecewa dalam kekacauan yang terjadi kali ini. Hingga kekecewaanku sanggup memaksa diri ini untuk pergi.

Kerelaanku melepaskanmu untuk dia bukan pula sebab aku tak cinta. Hanya saja, aku mencoba memahami bahwa kebahagiaanmu bersama orang yang senantiasa ada didekatmu jauh lebih penting dari pada penderitaanmu yang disebabkan oleh penantianmu terhadapku. Biarlah aku menjadi wanita yang tersesat dan kehilanganmu sebab kecintaanku padamu ini.

Terima kasih untuk setiap kasih yang pernah ada untukku.

           

Susi                             

            Kapal pun mulai membunyikan blast-nya dan perlahan meninggalkan dermaga. Oby yang menyadarinya memalingkan pandangan ke arahku. Dia melambaikan tangannya dan sesekali menyapu air matanya. Aku pun membalas lambaian itu hingga tak terlihat lagi sosok dirinya.  

Begitulah kisah cintaku kali ini. Kisah yang sampai detik ini tak mampu kulupakan. Sebuah cinta yang telah mematahkan sebelah sayapku. Tapi, siapa kata patahnya sebelah sayap tak bisa terbang? Kalau ada kekuatan diri, kita pasti bisa menggapai awan itu kembali. Mungkin terbangnya tak sempurna, tapi akan tetap nampak indah.

 

 

 

 

 


BIODATA PENULIS

 

Susi Karyati, S.Sos. Lahir di Wonosobo, 3 Desember 1993. Lulus S1 di Program Studi Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” Yogyakarta tahun 2018. Alamat saat ini yaitu Mlandi, RT 2/RW 3, Sumberdalem, Kertek, Wonosobo. Saat ini saya berprofesi sebagai caregiver anak di sebuah lembaga pendidikan swasta di Wonosobo.

WA     : 087722659576

Ig         : @sakyasvaldo25

Twitter : @susi_karyati

 

Mengenal pekerja sosial

Siapakah Pekerja Sosial?
Pekerja Sosial adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial di lingkungan instansi pemerintah maupun pada badan/ organisasi sosial lainnya.
Apa kedudukan Pekerja Sosial?
Kedudukan Pekerja Sosial adalah sebagai Pelaksana teknis fungsional yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial pada instansi pemerintah maupun badan/ organisasi sosial lainnya.
Apa saja tugas pokok Pekerja Sosial?
Tugas pokok Pekerja Sosial adalah menyiapkan, melakukan, dan menyelesaikan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial dan pengembangan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial.
Di bidang pelayanan apa saja Pekerja Sosial melaksanakan tugas pokoknya?
1. Pelayanan kesejahteraan anak, remaja, keluarga, dan lanjut usia.
2. Pelayanan pengembangan kelompok dan organisasi.
3. Pelayanan pengembangan komunitas dan masyarakat.
4. Pelayanan pemeliharaan penghasilan (bantuan sosial, asuransi sosial, dsb).
5. Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para eks pelanggar hukum dan perilaku
menyimpang (tuna sosial)
6. Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat (fisik, netra, rungu, dan
mental)
7. Pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi eks pasien penyakit kronis dan menular.
8. Pelayanan kesejahteraan sosial di bidang industri, dunia usaha, dan dunia kerja.
9. Pelayanan kesejahteraan sosial di bidang kesehatan umum dan jiwa
10. Pelayanan kesejahteraan sosial di bidang pendidikan/ sekolah.
Di mana saja Pekerja Sosial melaksanakan tugas pokoknya?
1. Di lembaga-lembaga pelayanan kesejahteraan sosial, baik lembaga milik pemerintah
maupun masyarakat.
2. Di Masyarakat, baik masyarakat perdesaan (rural), pinggiran (sub-urban), dan
perkotaan (urban).
Apa saja jenjang jabatan fungsional pekerja sosial?
1. Tingkat Terampil
2. Tingkat Ahli
Apa kompetensi Pekerja Sosial tingkat terampil?
Kompetensi Pekerja Sosial tingkat terampil adalah merancang, melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi:
1. Pelayanan kesejahteraan sosial (pendekatan awal; asesmen; penyusunan rencana;
pelaksanaan; evaluasi, terminasi, dan rujukan; serta bimbingan dan pembinaan
lanjut).
2. Pengembangan profesi pekerjaan sosial (pembuatan karya tulis ilmiah,
penerjemahan/ penyaduran buku dan bahan lainnya, pembuatan buku/ pedoman/
petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis, berpartisipasi aktif dalam penerbitan
buku/ majalah, dan pelaksanaan studi banding di bidang kesejahteraan sosial).
Apa kompetensi Pekerja Sosial tingkat ahli?
Kompetensi Pekerja Sosial tingkat ahli selain dalam merancang, melaksanakan, mensupervisi, dan mengevaluasi :
1. Pelayanan kesejahteraan sosial.
2. Pengembangan profesi pekerjaan sosial.
3. Pengembangan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial, seperti: pengkajian
kebijakan dan perencanaan program pelayanan, pengembangan model pelayanan, dan
evaluasi program pelayanan kesejahteraan sosial.
Apa yang dimaksud dengan Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pelayanan kesejahteraan sosial adalah serangkaian kegiatan pelayanan yang ditujukan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial, baik yang bersifat pencegahan, perlindungan, pemberdayaan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, maupun pengembangan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dan atau memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosial.
Apa saja tahapan Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
1. Pendekatan awal (engagement, intake, contack, and contract)
2. Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment)
3. Penyusunan rencana pemecahan masalah (planning)
4. Pelaksanaan pemecahan masalah (intervention)
5. Evaluasi, terminasi dan rujukan
6. Bimbingan dan pembinaan lanjut
Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Awal?
Pendekatan awal adalah suatu proses kegiatan penjajagan awal, konsultasi dengan pihak terkait; sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, dan penempatan calon penerima pelayanan; serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pendekatan Awal?
1. Melaksanakan penjajagan awal dengan pihak terkait.
2. Melaksanakan konsultasi dengan pihak terkait dalam persiapan sosialisasi.
3. Menyusun rancangan sosialisasi program pelayanan.
4. Menyusun materi sosialisasi program pelayanan.
5. Mengumpulkan data peserta sosialisasi program pelayanan.
6. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap masyarakat luas.
7. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap kelompok sasaran program
pelayanan kesejahteraan sosial.
8. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap pihak yang berpengaruh.
9. Memberikan supervisi dalam sosialisasi program pelayanan kepada Pekerja Sosial di
bawahnya.
10. Melaksanakan evaluasi proses sosialisasi program pelayanan.
11. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui kunjungan rumah (home
visit)
12. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui kunjungan ke kantong-
kantong penyandang masalah.
13. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui pertemuan dengan
masyarakat.
14. Memberikan supervisi dalam identifikasi calon penerima pelayanan kepada Pekerja
Sosial di bawahnya.
15. Menyusun rancangan kegiatan pemberian motivasi kepada calon penerima pelayanan.
16. Melaksanakan kegiatan pemberian motivasi kepada calon penerima pelayanan.
17. Memberikan supervisi dalam kegiatan pemberian motivasi kepada calon penerima
pelayanan kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
18. Melaksanakan evaluasi proses pemberian motivasi kepada calon penerima pelayanan.
19. Menyusun rancangan kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
20. Menyusun pedoman wawancara untuk kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
21. Meneliti kelengkapan persyaratan administrasi calon penerima pelayanan.
22. Melaksanakan wawancara penentuan kelayakan menerima pelayanan (elijibilitas)
calon penerima pelayanan.
23. Menginformasikan hasil seleksi kepada calon penerima pelayanan, keluarga, dan
lembaga pengirim.
24. Melaksanakan rujukan calon penerima pelayanan ke lembaga pelayanan lain.
25. Memberikan supervisi dalam kegiatan seleksi calon penerima pelayanan kepada
Pekerja Sosial di bawahnya.
26. Melaksanakan evaluasi kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
27. Mengumpulkan data dan informasi tambahan tentang calon penerima pelayanan.
28. Merumuskan kesepakatan hak dan kewajiban antara pekerja sosial dengan penerima
pelayanan.
29. Mengidentifikasi sarana dan prasarana pelayanan.
30. Melaksanakan penempatan penerima pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assessment)?
Asesmen adalah suatu proses kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima pelayanan.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (assessment)?
1. Menyusun rancangan kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan.
2. Menyusun instrumen asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
3. Melaksanakan kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
4. Memberikan supervisi dalam kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
5. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai penyaji.
6. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
7. Menyusun laporan hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
8. Melaksanakan evaluasi proses asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Perencanaan Pemecahan Masalah (Planning)?
Perencanaan pemecahan masalah adalah suatu proses perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan berbagai sumber daya (manusia, biaya, metode-teknik, peralatan, sarana-prasarana, dan waktu) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Perencanaan Pemecahan Masalah?
1. Menyusun rancangan kegiatan dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan.
2. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam bimbingan
fisik.
3. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam bimbingan
psikososial.
4. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam bimbingan
sosial.
5. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam bimbingan
keterampilan.
6. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam pengembangan
masyarakat.
7. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam resosialisasi.
8. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam advokasi.
9. Memberikan supervisi dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
10. Melaksanakan kegiatan fasilitasi temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan
masalah penerima pelayanan.
11. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai penyaji kegiatan bimbingan fisik, keterampilan, dan
resosialisasi.
12. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai penyaji kegiatan bimbingan psikososial, sosial, pengembangan
masyarakat, dan advokasi.
13. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
14. Mensosialisasikan rencana pemecahan masalah kepada penerima pelayanan.
15. Melaksanakan evaluasi proses penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Intervention)?
Pelaksanaan pemecahan masalah adalah suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah yang dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik, bimbingan keterampilan, bimbingan psikososial, bimbingan sosial, pengembangan masyarakat, resosialisasi, dan advokasi.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pelaksanaan Pemecahan Masalah?
1. Menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah penerima pelayanan.
2. Melaksanakan pemeliharaan fisik penerima pelayanan.
3. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik.
4. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan psikososial.
5. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan sosial.
6. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan keterampilan.
7. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam pengembangan masyarakat.
8. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam resosialisasi.
9. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam advokasi.
10. Melaksanakan kegiatan pendampingan penerima pelayanan dalam kegiatan bimbingan
fisik dan keterampilan.
11. Melaksanakan kegiatan bimbingan psikososial terhadap penerima pelayanan.
12. Melaksanakan kegiatan bimbingan sosial terhadap penerima pelayanan.
13. Melaksanakan kegiatan bimbingan pengembangan masyarakat terhadap penerima
pelayanan.
14. Melaksanakan kegiatan bimbingan resosialisasi terhadap penerima pelayanan.
15. Melaksanakan kegiatan advokasi terhadap penerima pelayanan.
16. Memantau aktivitas sehari-hari penerima pelayanan.
17. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan pendampingan penerima pelayanan
dalam kegiatan bimbingan fisik dan keterampilan.
18. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan psikososial terhadap
penerima pelayanan.
19. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan sosial terhadap
penerima pelayanan.
20. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat terhadap
penerima pelayanan.
21. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan resosialisasi terhadap
penerima pelayanan.
22. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan advokasi terhadap penerima
pelayanan.
23. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam pendampingan
bimbingan fisik.
24. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam pendampingan
bimbingan keterampilan.
25. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam bimbingan
psikososial.
26. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam bimbingan sosial.
27. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam resosialisasi.
28. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam pengembangan
masyarakat.
29. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam advokasi.
30. Melaksanakan evaluasi proses kegiatan pemecahan masalah penerima pelayanan.
31. Melaksanakan kegiatan penyiapan dan pemeliharaan alat-alat yang digunakan dalam
proses pelayanan.
Bimbingan apa saja yang dilakukan Pekerja Sosial dalam Pelaksanaan Pemecahan Masalah?
1. Bimbingan fisik
2. Bimbingan keterampilan
3. Bimbingan psikososial
4. Bimbingan sosial
5. Bimbingan resosialisasi
6. Pengembangan masyarakat
7. Advokasi
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Fisik?
Pemberian pelayanan tempat tinggal, makanan bergizi, olah raga, senam kebugaran, pengecekan kesehatan, pengobatan, dan sejenisnya agar penerima pelayanan dapat melaksanakan aktivitas keseharian, memenuhi kebutuhan, dan atau memecahkan masalahnya.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Keterampilan?
Pemberian pelayanan keahlian dalam bidang perbengkelan, pertukangan, las, salon kecantikan, perkebunan, pertanian, komputer, internet, dan sejenisnya agar penerima pelayanan dapat memperoleh pekerjaan, memenuhi kebutuhan, dan atau memecahkan masalahnya.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Psikososial?
Pemberian pelayanan konseling agar penerima pelayanan mampu mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah sosial-psikologis yang dihadapi.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Sosial?
Pemberian pelayanan sosialisasi, rehabilitasi sosial, perlindungan, pendampingan, aksesibilitas, dan sejenisnya agar penerima pelayanan dapat menjalin interaksi sosial yang baik dengan orang di lingkungan panti, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat luas, sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari, memenuhi kebutuhan, dan atau memecahkan masalahnya.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Resosialisasi?
Kegiatan mempersiapkan penerima pelayanan agar mau dan mampu bersosialisasi, menyesuaikan diri, dan beradaptasi dengan keluarga maupun lingkungan sosial, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Pengembangan Masyarakat?
Kegiatan pemberian informasi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada warga masyarakat agar mau dan mampu berinteraksi sosial dengan harmonis, memenuhi kebutuhan, dan mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan Advokasi?
Pemberian pelayanan pembelaan dan perlindungan kepada penerima pelayanan melalui pemberian bantuan sosial, asuransi sosial, pemeliharaan penghasilan, pembelaan perkara, pencegahan penyalahgunaan, dan sejenisnya.
Metode-metode apa saja yang digunakan pekerja sosial dalam memecahkan masalah penerima pelayanan?
1. Metode pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga (social casework).
2. Metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social group work)
3. Metode pekerjaan sosial dengan masyarakat (community development and community
organization).
4. Metode administrasi pekerjaan sosial (social work administration).
5. Metode penelitian pekerjaan sosial (social work research).
Apa yang dimasud dengan metode pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga?
Suatu metode pertolongan pekerjaan sosial yang difokuskan untuk membantu individu dan keluarganya yang mengalami permasalahan intrapsikis, interpersonal, psikososial, sosio-ekonomi, dan lingkungan sosial melalui relasional langsung tatap muka.
Apa yang dimasud dengan metode pekerjaan sosial dengan kelompok?
Suatu metode pertolongan pekerjaan sosial yang difokuskan untuk membantu individu meningkatkan kemampuan berfungsi sosial dan mencapai tujuan yang diinginkan melalui pendekatan kelompok.
Apa yang dimasud dengan metode pekerjaan sosial dengan masyarakat?
Suatu metode pertolongan pekerjaan sosial yang difokuskan untuk membantu warga dan kelompok masyarakat guna meningkatkan hubungan sosial di antara mereka, memotivasi warga masyarakat untuk mandiri, mengembangkan tanggung jawab kepemimpinan lokal, memberdayakan institusi lokal, dan memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Apa yang dimasud dengan metode administrasi pekerjaan sosial?
Suatu metode pertolongan pekerjaan sosial yang difokuskan untuk menggerakkan seluruh komponen organisasi melakukan proses sosial guna mentransformasikan kebijakan lembaga kepada implementasi pemberian pelayanan secara efektif dan efisien.
Apa yang dimasud dengan metode penelitian pekerjaan sosial?
Suatu metode pertolongan pekerjaan sosial yang difokuskan untuk menguji dan mengembangkan konsep maupun teori dengan prosedur ilmiah.
Apa yang dimasud dengan Evaluasi Pemecahan Masalah?
Evaluasi pemecahan masalah adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah dan atau indikator-indikator keberhasilan pemecahan masalah.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Evaluasi Pemecahan Masalah?
1. Menyusun rancangan evaluasi hasil pelayanan.
2. Menyusun instrumen evaluasi hasil pelayanan.
3. Melaksanakan evaluasi hasil pelayanan.
4. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara menyeluruh.
5. Memberikan supervisi dalam kegiatan evaluasi pelayanan kepada Pekerja Sosial di
bawahnya.
6. Menyusun laporan kegiatan evaluasi pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Terminasi Pemecahan Masalah?
Terminasi adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan pelayanan/ pertolongan antara lembaga dengan penerima pelayanan.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Terminasi Pemecahan Masalah?
1. Menyusun rancangan kegiatan terminasi pelayanan.
2. Mengidentifikasi kesiapan penerima pelayanan dalam menghadapi terminasi.
3. Melaksanakan kegiatan terminasi pelayanan.
4. Memberikan supervisi dalam kegiatan terminasi pelayanan kepada Pekerja Sosial di
bawahnya.
5. Menyusun laporan kegiatan terminasi pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Rujukan?
Suatu kegiatan merancang, melaksanakan, mensupervisi, mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Rujukan Pemecahan Masalah?
1. Menyusun rancangan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
2. Melaksanakan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
3. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
4. Memberikan supervisi dalam kegiatan rujukan pelayanan kepada Pekerja Sosial di
bawahnya.
5. Menyusun laporan kegiatan rujukan pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan Pembinaan Lanjut?
Bimbingan dan pembinaan lanjut adalah suatu proses pemberdayaan dan pengembangan agar penerima pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan di lingkungan sosialnya.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Bimbingan dan Pembinaan Lanjut?
1. Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan.
2. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan melalui bimbingan dan penyuluhan sosial.
3. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan melalui bimbingan dan pendampingan secara individu.
4. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan melalui koordinasi dengan pihak terkait.
5. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan melalui penggalian dan pengkaitan dengan sistem sumber yang tersedia.
6. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan melalui pemberian bantuan pengembangan usaha.
7. Memantau perkembangan eks penerima pelayanan dalam masyarakat.
8. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut
terhadap eks penerima pelayanan.
9. Memberikan supervisi dalam pelaksanaan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap
Pekerja Sosial di bawahnya.
Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Kualitas Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pengembangan kualitas pelayanan adalah berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis dalam rangka meningkatkan dan menghasilkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang lebih baik melalui pengkajian terhadap kebijakan sosial, pengembangan model pelayanan, dan evaluasi terhadap program pelayanan kesejahteraan sosial.
Kegiatan apa saja yang dilakukan Pekerja Sosial dalam Pengembangan Kualitas Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
1. Pengkajian kebijakan dan penyusunan rencana pelayanan.
2. Pengembangan model pelayanan.
3. Evaluasi pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Pengkajian Kebijakan dan Penyusunan Rencana Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Suatu proses merancang, menyusun instrumen, memberikan konsultasi, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyusun laporan pengkajian kebijakan dan perencanaan program pelayanan kesejahteraan sosial, baik untuk tingkatan mikro maupun makro.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pengkajian Kebijakan dan Penyusunan Rencana Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
1 Menyusun rancangan kegiatan pengkajian atau perencanaan pelayanan.
2 Menyusun instrumen pengkajian kebijakan dan perencanaan pelayanan.
3. Memberikan konsultasi dalam pengkajian kebijakan dan perencanaan pelayanan.
4. Melaksanakan pengkajian kebijakan pelayanan pada tingkatan mikro.
5. Melaksanakan pengkajian kebijakan pelayanan pada tingkatan makro.
6. Menyusun rencana pelayanan pada tingkatan mikro.
7. Menyusun rencana pelayanan pada tingkatan makro.
8. Mensosialisasikan laporan hasil pengkajian pelayanan.
Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Model Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pengembangan model pelayanan kesejahteraan sosial adalah suatu proses merancang konsep, menguji coba, dan mengembangkan model pelayanan kesejahteraan sosial, serta mengevaluasi, menyusun laporan, dan mensosialisasikan hasil pengembangan model pelayanan kesejahteraan sosial, baik untuk tingkatan mikro maupun makro.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pengembangan Model Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
1. Menyusun konsepsi pengembangan model pelayanan.
2. Melaksanakan uji coba model pelayanan.
3. Merumuskan dan mengembangkan model pelayanan pada tingkatan mikro.
4. Merumuskan dan mengembangkan model pelayanan pada tingkatan makro.
5. Menyusun laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkat mikro.
6. Menyusun laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkat makro.
7. Mensosialisasikan laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkat mikro.
8. Mensosialisasikan laporan hasil uji cona model pelayanan untuk tingkat makro.
Apa yang dimaksud dengan Evaluasi Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Evaluasi program pelayanan kesejahteraan sosial adalah suatu proses merancang, menyusun instrumen, melaksanakan evaluasi program pelayanan kesejahteraan sosial, serta menyusun laporan dan mensosialisasikan hasil evaluasi program pelayanan kesejahteraan sosial, baik untuk tingkatan mikro maupun makro.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Evaluasi Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
1. Menyusun rancangan evaluasi pelayanan pada tingkat mikro.
2. Menyusun rancangan evaluasi pelayanan pada tingkat makro.
3. Menyusun instrumen evaluasi pelayanan untuk tingkat mikro.
4. Menyusun instrumen evaluasi pelayanan untuk tingkat makro.
5. Melaksanakan evaluasi pelayanan untuk tingkat mikro.
6. Melaksanakan evaluasi pelayanan untuk tingkat makro.
7. Menyusun laporan hasil evaluasi pelayanan tingkat mikro.
8. Menyusun laporan hasil evaluasi pelayanan tingkat makro.
9. Mensosialisasikan laporan hasil evaluasi pelayanan tingkat mikro.
10. Mensosialisasikan laporan hasil evaluasi pelayanan tingkat makro.
Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Profesi Pekerjaan Sosial?
Pengembangan profesi pekerjaan sosial adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan Pekerja Sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan profesi pekerjaan sosial melalui pembuatan karya ilmiah, penyusunan buku, aktif dalam penerbitan ilmiah, dan studi banding di bidang kesejahteraan sosial.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial dalam Pengembangan Profesi Pekerjaan Sosial?
1. Pembuatan karya tulis/ karya ilmiah di bidang pelayanan kesejahteraan sosial.
2. Penerjemahan/ penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang pelayanan kesejahteraan
sosial,
3. Pembuatan buku/ pedoman/ petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis di bidang
pelayanan kesejahteraan sosial,
4. Partisipasi aktif dalam penerbitan buku/ majalah di bidang pelayanan
kesejahteraan sosial
5. Pelaksanaan studi banding di bidang kesejahteraan sosial.
Apa yang dimaksud dengan Pembuatan Karya Tulis Ilmiah di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pembuatan karya tulis ilmiah adalah suatu kegiatan menulis artikel di bidang pelayanan kesejahteraan sosial dengan kaidah atau tata cara ilmiah.
Apa yang dimaksud dengan Penerjemahan/ Penyaduran Buku dan Bahan lainnya di bidang Kesejahteraan Sosial?
Pekerja Sosial menterjemahkan buku atau bahan lain di bidang kesejahteraan sosial yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Apa yang dimaksud dengan Pembuatan Buku/ Pedoman/ Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pekerja Sosial menyusun buku, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis di bidang pelayanan kesejahteraan sosial dengan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga pelayanan kesejahteraan sosial tingkat pusat atau daerah.
Apa yang dimaksud dengan Berpartisipasi secara aktif dalam Penerbitan Buku/ Majalah di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pekerja Sosial berperan aktif dalam penerbitan buku atau majalah ilmiah di bidang pelayanan kesejahteraan sosial, baik yang diterbitkan oleh lembaga tempatnya bekerja atau di lembaga lain.
Apa yang dimaksud dengan Pelaksanaan Studi Banding di bidang Pelayanan Kesejahteraan Sosial?
Pekerja Sosial melakukan kunjungan ke lembaga pelayanan kesejahteraan sosial lain untuk mengetahui kelebihan dan keunggulan lembaga tersebut untuk kemudian mengimplementasikannya di lembaga pelayanan tempatnya bekerja.
Apa ada kegiatan penunjang yang dilakukan Pekerja Sosial?
Ada dan cukup banyak.
Kegiatan penunjang apa saja yang dilaksanakan Pekerja Sosial?
1. Sebagai pengajar/ pelatih di bidang kesejahteraan sosial.
2. Berperan serta dalam seminar/ lokakarya di bidang pelayanan kesejahteraan sosial.
3. Menjadi anggota dalam organisasi profesi Pekerja Sosial.
4. Menjadi anggota dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Pekerja Sosial.
5. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya.
6. Memperoleh penghargaan/ tanda jasa.
Apa saja jenjang jabatan Pekerja Sosial pada tingkat terampil?
1. Pekerja sosial pelaksana pemula
2. Pekerja sosial pelaksana
3. Pekerja sosial pelaksana lanjutan
4. Pekerja sosial penyelia
Apa saja jenjang jabatan Pekerja Sosial pada tingkat ahli:
1. Pekerja sosial pertama
2. Pekerja sosial muda
3. Pekerja sosial madya
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Pelaksana Pemula?
1. Mengumpulkan data peserta sosialisasi program pelayanan.
2. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui kunjungan rumah (home
visit).
3. Meneliti kelengkapan persyaratan adminitrasi calon penerima pelayanan.
4. Mengumpulkan data dan informasi tambahan tentang calon penerima pelayanan.
5. Mengidentifikasi sarana dan prasarana pelayanan.
6. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
7. Melaksanakan kegiatan fasilitasi temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan
masalah penerima pelayanan.
8. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
9. Melaksanakan pemeliharaan fisik penerima pelayanan.
10. Memantau aktivitas sehari-hari penerima pelayanan.
11. Melaksanakan kegiatan penyiapan dan pemeliharaan alat-alat yang digunakan dalam
pelayanan.
12. Memantau perkembangan eks penerima program pelayanan dalam masyarakat.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Pelaksana?
1. Melaksanakan penjajagan awal dengan pihak terkait.
2. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap kelompok sasaran.
3. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui kunjungan ke kantong-
kantong penyandang masalah.
4. Menginformasikan hasil seleksi kepada calon penerima pelayanan, keluarga, dan
lembaga pengirim.
5. Melaksanakan penempatan penerima pelayanan.
6. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
7. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
8. Melaksanakan kegiatan pendampingan penerima pelayanan dalam kegiatan bimbingan
fisik dan keterampilan.
9. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan pendampingan penerima pelayanan
dalam kegiatan bimbingan fisik dan keterampilan.
10. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan sosial terhadap
penerima pelayanan.
11. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan resosialisasi terhadap
penerima pelayanan.
12. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil program pelayanan secara menyeluruh.
13. Mengidentifikasi kesiapan penerima pelayanan dalam menghadapi terminasi.
14. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
15. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan dalam bentuk memberikan bantuan pengembangan usaha.
16. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut
terhadap eks penerima pelayanan.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Pelaksana Lanjutan?
1. Melaksanakan konsultasi dengan pihak terkait dalam persiapan sosialisasi.
2. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap masyarakat luas.
3. Melaksanakan identifikasi calon penerima pelayanan melalui pertemuan dengan
masyarakat.
4. Melaksanakan kegiatan pemberian motivasi kepada calon penerima pelayanan.
5. Melaksanakan wawancara penentuan kelayakan calon penerima pelayanan.
6. Melaksanakan rujukan calon penerima pelayanan ke lembaga pelayanan lain.
7. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
8. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
9. Mensosialisasikan rencana pemecahan masalah kepada penerima pelayanan.
10. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik.
11. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan keterampilan.
12. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam resosialisasi.
13. Melaksanakan kegiatan bimbingan resosialisasi terhadap penerima pelayanan.
14. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan psikososial terhadap
penerima pelayanan.
15. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan bimbingan pengembangan masyarakat
penerima pelayanan.
16. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan kegiatan advokasi terhadap penerima
pelayanan.
17. Memberikan supervisi kepada pekerja sosial di bawahnya dalam pendampingan
bimbingan fisik.
18. Memberikan supervisi kepada pekerja sosial di bawahnya dalam pendampingan
bimbingan keterampilan.
19. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara menyeluruh.
20. Melaksanakan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
21. Menyusun laporan kegiatan evaluasi, terminasi, dan rujukan penerima pelayanan.
22. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan sosial.
23. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan dalam bentuk bimbingan dan pendampingan secara individual.
24. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan dalam bentuk koordinasi dengan pihak terkait.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Penyelia?
1. Melaksanakan sosialisasi program pelayanan terhadap pihak yang berpengaruh.
2. Memberikan supervisi dalam kegiatan seleksi calon penerima pelayanan kepada
pekerja sosial di bawahnya.
3. Melaksanakan evaluasi kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
4. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
5. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan bimbingan fisik.
6. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan bimbingan keterampilan.
7. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan resosialisasi.
8. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai penyaji rencana kegiatan bimbingan fisik, keterampilan, dan
resosialisasi.
9. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
10. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam bimbingan sosial.
11. Melaksanakan kegiatan bimbingan sosial terhadap penerima pelayanan.
12. Memberikan supervisi kepada pekerja sosial di bawahnya dalam resosialisasi.
13. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara meyeluruh.
14. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan dalam bentuk menggali dan mengkaitkan dengan sistem sumber yang
tersedia.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Pertama?
1. Menyusun rancangan sosialisasi program pelayanan.
2. Menyusun materi sosialisasi program pelayanan.
3. Memberikan supervisi dalam sosialisasi program pelayanan kepada Pekerja Sosial di
bawahnya.
4. Melaksanakan evaluasi proses sosialisasi program pelayanan.
5. Memberikan supervisi dalam identifikasi calon penerima pelayanan kepada Pekerja
Sosial di bawahnya
6. Menyusun rancangan kegiatan pemberian motivasi terhadap calon penerima pelayanan.
7. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam kegiatan pemberian
motivasi terhadap calon penerima pelayanan.
8. Melaksanakan evaluasi proses pemberian motivasi kepada calon penerima pelayanan.
9. Menyusun rancangan kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
10. Menyusun pedoman wawancara untuk kegiatan seleksi calon penerima pelayanan.
11. Merumuskan kesepakatan hak dan kewajiban antara Pekerja Sosial dengan penerima
pelayanan.
12. Melaksanakan kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
13. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai penyaji.
14. Melaksanakan kegiatan temu bahas hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem
sumber penerima pelayanan sebagai peserta.
15. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan bimbingan psikososial.
16. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan bimbingan sosial.
17. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
pengembangan masyarakat.
18. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama penerima pelayanan dalam rencana
kegiatan advokasi.
19. Melaksanakan kegiatan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah
penerima pelayanan sebagai penyaji rencana kegiatan bimbingan psikososial,
sosial, pengembangan masyarakat, dan advokasi;
20. Melaksanakan temu bahas dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan sebagai peserta.
21. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam kegiatan bimbingan
psikososial.
22. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam kegiatan pengembangan
masyarakat.
23. Memberikan motivasi kepada penerima pelayanan dalam kegiatan advokasi.
24. Melaksanakan kegiatan bimbingan psikososial terhadap penerima pelayanan.
25. Melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat terhadap penerima pelayanan.
26. Melaksanakan kegiatan advokasi terhadap penerima pelayanan.
27. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam bimbingan sosial.
28. Menyusun instrumen evaluasi hasil pelayanan.
29. Melaksanakan evaluasi hasil pelayanan.
30. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara menyeluruh.
31. Melaksanakan kegiatan terminasi pelayanan.
32. Menyusun rancangan kegiatan rujukan penerima pelayanan.
33. Memberikan supervisi dalam pelaksanaan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap
Pekerja Sosial di bawahnya.
34. Menyusun laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkatan mikro.
35. Mensosialisasikan laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkatan mikro.
36. Menyusun rancangan evaluasi hasil pelayanan pada tingkatan mikro.
37. Menyusun instrumen evaluasi hasil pelayanan pada tingkatan mikro.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Muda?
1. Menyusun rancangan kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan.
2. Menyusun instrumen asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
3. Menyusun laporan hasil asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima
pelayanan.
4. Menyusun rancangan kegiatan dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan.
5. Memberikan supervisi dalam penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
6. Melaksanakan evaluasi proses penyusunan rencana pemecahan masalah penerima
pelayanan.
7. Menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah penerima pelayanan.
8. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam bimbingan
psikososial.
9. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam pengembangan
masyarakat.
10. Memberikan supervisi kepada Pekerja Sosial di bawahnya dalam advokasi.
11. Melaksanakan evaluasi proses kegiatan pemecahan masalah penerima pelayanan.
12. Menyusun rancangan kegiatan evaluasi hasil pelayanan.
13. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara menyeluruh.
14. Menyusun rancangan kegiatan terminasi pelayanan.
15. Memberikan supervisi dalam kegiatan terminasi dan rujukan penerima pelayanan
kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
16. Menyusun rancangan kegiatan bimbingan dan pembinaan lanjut terhadap eks penerima
pelayanan.
17. Menyusun rancangan kegiatan pengkajian kebijakan dan perencanaan pelayanan.
18. Menyusun instrumen pengkajian kebijakan dan perencanaan pelayanan.
19. Melaksanakan pengkajian kebijakan pelayanan pada tingkatan mikro.
20. Menyusun rencana pelayanan pada tingkatan mikro.
21. Mensosialisasikan laporan hasil pengkajian pelayanan.
22. Merumuskan dan mengembangkan model pelayanan pada tingkatan mikro.
23. Menyusun laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkatan makro.
24. Mensosialisasikan laporan hasil uji coba model pelayanan untuk tingkatan mikro.
25. Menyusun rancangan evaluasi pelayanan pada tingkatan makro.
26. Menyusun Instrumen evaluasi laporan hasil uji coba model pelayanan untuk
tingkatan makro.
27. Melaksanakan evaluasi program pelayanan pada tingkatan mikro.
28. Menyusun laporan hasil evaluasi pelayanan pada tingkatan mikro.
29. Mempublikasikan laporan hasil evaluasi pelayanan pada tingkatan mikro.
Apa saja kegiatan Pekerja Sosial Madya?
1. Memberikan supervisi dalam kegiatan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan kepada Pekerja Sosial di bawahnya.
2. Melaksanakan evaluasi proses asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber
penerima pelayanan.
3. Melaksanakan temu bahas evaluasi hasil pelayanan secara menyeluruh.
4. Memberikan konsultasi dalam pengkajian dan perencanaan pelayanan;
5. Melaksanakan pengkajian kebijakan pelayanan pada tingkatan makro.
6. Menyusun rencana pelayanan pada tingkatan makro.
7. Menyusun konsepsi pengembangan model pelayanan.
8. Melaksanakan uji coba model pelayanan.
9. Merumuskan dan mengembangkan model pelayanan pada tingkatan makro.
10. Melaksanakan evaluasi program pelayanan pada tingkatan makro.
11. Menyusun laporan hasil evaluasi pelayanan pada tingkatan makro.
12. Mempublikasikan laporan hasil evaluasi pelayanan pada tingkatan makro.
DAFTAR PUSTAKA
Barker, Robert L., 1987., The Social Work Dictionary., Maryland: Silver Spring: National Association of Social Workers.
Compton, Beulah R. dan Galaway, Burt., (1999)., Social Work Processes. (Sixth Edition)., Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company.
Hepworth, Dean H., Rooney, Ronald H., dan Larsen, Jo Ann., (1997)., Direct Social Work Practice: Theory and Skills., (Fifth Edition)., Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company An International Thomson Publishing Company.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/03/M.PAN/1/2004., 2004., Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya, Jakarta: Biro Kepegawaian & Hukum Departemen Sosial.
Keputusan Bersama Menteri Sosial dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 09/HUK/2004., 2004., Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial dan Angka Kreditnya, Jakarta: Biro Kepegawaian & Hukum Departemen Sosial.
Roberts, Albert R., dan Greene, Gilberts J., (2002)., Social Workers Desk Reference., New York: Oxford University Press.
Sheafor, Bradford W. dan Horejsi, Charles R., dan Horejsi, Gloria A. (2003). Techniques and Guidelines for Social Work Practice. (sixth edition) Boston: Allyn and Bacon.
Skidmore, Rex A., Thackeray, Milton G., dan Farley, O. Willian., (1994). Introduction to Social Work. New Jersey: Englewood Cliffs. Prentice-Hall International, Inc.
Zastrow, Charles H. (1999). The Practice of Social Work. (sixth edition). Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company