Thursday, February 28, 2019

PRINSIP-PRINSIP JURNALISTIK

Dalam jurnalistik untuk mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan prinsip-prinsip yang mendasari keseluruhan jurnalistik prinsip-prinsip jurnalistik antara lain meliputi :
KecepatanJurnalistik menganut prinsip kecepatan. Ekcepatan yang dimaksud adalah informasi dapat segera diterima oleh wartawan dan cepat disebarluaskan melalui media massa. Kecepatan wartawan untuk meliput suatu peristiwa atau memperoleh berita sangat dipengaruhi oleh kemampuan wartawan itu sendiri. Kemampuan yang dimiliki ileh wartawan diperoleh mealalui pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki serta pengalaman yang dimiliki oleh wartawan itu.
Ketepatan, Ketepatan suatu media massa dalam menyajikan berita akan menarik orang untuk membaca meria tersebut. Ketepatan dalam menyajikan berita ini dipengaruhi oleh kerja sama yang baik antara manajemen redaksional, manajemen bisnis, dan manajemen percetakan. Kelemahan salah satu dari ketiga bagian ini tentu akan mempengaruhi ketepatan media massa untuk menyajikan berita.
Kompetensi, Kompetensi diartikan sebagai kemampuan orang dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan orang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang dimiliki dan juga pengalaman. Perlunya berbagai latar belakang disiplin ilmu baik sosial, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain. Dengan berbagai masa disiplin ilmu akan membantu dalam menganalisa permasalahan yang sangat kompleks yang ada di masyarakat. Semakin mempunyai banyak pengalaman serta latar belakang pengetahuan yang dimiliki, menjadikan orang tersebut semakin kompeten tugasnya.
Penekanan, Penekanan dii sisni diartikan sebagai masalah pokok yang ingin disajikan dan diulas dalam media massa. Masing-masing media dapat memberikan penekanan masing-masing sesuai ciri khasnya. Apakah suatu media akan menekankan beritanya soal sosial, ekonomi atau yang lainnya. Penekanan informasi yang disampaikan itu akan membuat orang mencari khasnya sendiri-sendiri.
Loyalitas, Loyalitas ini sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya suatu badan usaha. Loyalitas dalam penerbitan jurnalistik meliputi baik mulai dari wartawan yang meliput berita sampai dengan orang –orang yang menyebarkan hasil cetakan penerbitan media massa. Loyalitas seseorang dalam menjalankan tugasnya ini bisa dipengaruhi faktor dari dalam orang itu sendiri maupun dari luar yang berupa manajemen yang diterapkan atau diberlakukan dalam perusahaan itu. Manajemen yang baik akan mendorong seseorang untuk terus loyal terhadap tugas-tugas yang diembannya.
  
Kelayakan, Kelayakan menjadi salah satu prinsip dalam jurnalistik. Kelayakan disini menyangkut informasi yang diterima redaksi. Apakah suatu berita atau informasi layak dimuat untuk diberitakan kepada massa tergantung penilaian bagian redaksi. Mengingat media massa merupakan media yang dinikmati oleh khalayak umum maka kelayakan suatu informasi atau berita untuk dimuat berdasarkan standar umum yang menyangkut orang banyak bukan kepentingan orang tertentu. Kelayakan suatu berita untuk dimuat juga bisa dipandang dari segi moral seperti tidak melukai pribadi orang atau kelompok tertentu, tidak menghasut, bahasanya yang santun dan sebagainya.
Prioritas, Prioritas juga menjadi prinsip penting dalam jurnalistik. Prioritas sangat diperlukan dalam mencapai tujuan. Seringkali suatu perusahaan penerbitan pers yang mempunyau alat cetak sendiri disamping untuk mencetak media masa kadang juga untuk usaha lainnya. Pada situasi tertentu sering terjadi kesamaan waktu untuk naik cetak. Dalam situasi seperti itu maka perlu prioritas dalam usaha percetakan yaitu mendahulukan mencetak media massa sebagai tujuan dari perusahaan dan itu juga menyangkut orang banyak supaya berita dapat dinikmati banyak orang dengan cepat dan tepat. Otten Coffee




 


PENGERTIAN JURNALISTIK

Berdasarkan etimologi kata jurnalistik berasal dari Bahasa Belanda Journalistiek dan dari Bahasa Inggris  journalistic atau jornalisme, yang berasal dari kata journal yang berarti catatan harian. Sedangkan dalam Bahasa Latin diurnal yang berarti hari atau setiap hari. Dalam Bahasa Perancis du jour yang berarti hari. Sehingga jurnalistik dalam Bahasa Perancis berasal dari kata  journal yang artinya catatan harian.
Istilah jurnalistik juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang merupakan suatu proses mengumpulkan, menyiapkan, menyebarkan berita melalui media massa. Kata jurnalisme sendiri pada awalnya digunakan untuk laporan yang dimuat dalam media cetak. Namun dalam perkembangannya dengan adanya penemuan radio dan televisi pada abad XX penggunaan istilah jurnalistik mencakup media elektronik.
Menurut Mac Dougalla journalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.
Menurut KBBI istilah jurnalistik berarti menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.


Tuesday, February 26, 2019

MENGAPA KITA SULIT MENULIS?


Bukan Perkara Mudah!
Menulis bagi orang kebanyakan mungkin bukan perkara mudah ini bukan soal yang bersangkutan tidak mau atau tidak mampu, mungkin karena belum memulai atau belum terbiasa saja. Bagi orang tertentu, menulisa menjadi sebuah keharusan, tradisi, pekerjaan, hobi, atau untuk keperluan tertentu.
Menulis merupakan kegiatan menyampaikan ide, gagasan, aspirasi, pendapat, tanggapan, argumentasi, atau informasi secara tertulis kepada orang lain. Dari sebuah tulisan, orang akan memperoleh informasi, inspirasi, pendapat, atau pengalaman dari si penulis. Menulis merupakan kompetensi dasar yang bisa dimiliki oleh siswa pendidikan dasar. Kita mengenal istilah “calistung”, kepanjangan dari membaca, menulis, dan berhitung. Pada dasarnya, ketiga hal itu memang dapat saling terkait, meski orang boleh saja emilih salah satu diantaranya untuk digeluti pada awalnya.
Siapa saja yang mau dan mampu boleh menulis. Tidak ada larangan bagi siapa saja yang menuangkan ide dan gagasannya secara tertulis. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Tulisan untuk diri sendiri kita mengenal buku agenda harian sebgai media. Kiranya tidak perlu ada aturn ini itu. Namun tulisan untuk orang lain apalagi yang dimuat di media publik di media publik atau media buku, tentu memiliki aturan atau persyaratan tertentu.
Selain kita bisa menulis melalui media pribagi (agenda dan atau blog) kita bisa menulis di media internal, media massa, menulis lomba tulisan atau media buku. Untuk media internal dimulai pers sekolah, pers kampus, media korporat, sampai media komunitas. Untuk media masa ada mmedia crtak, media elektonik, dan mullti media. Untuk media lomba tulis maksudnya adalah lomba kepenulisan bidang fakta, opini atau fiksi. Sedangkan  media buku, selain buku cetakan ada juga buku elektronik.
Banyak pilihan waktu yang bisa kita pakai  untuk kita menulis. Pertama, “sekarang” adalah waktu yang tepat untuk menulis. Artinya, kalau sudah ingin menulis maka segera menulis saja. Selanjutnya terserah kita boleh nanti, esok, minggu depan atau kapan-kapan, atau sesuai dengan momentum pribadi  atau news peg bulanan sepanjang tahun. Untuk news peg misalnya Hari Kartini, Hari Kemerdrkan RI, Hari Pahlawan, dan lainnya.
Pada dasarnya kita menulis untuk memberi sesuatu kepada orang lain  yang membaca. Sesuatu itu tentang informasi, aspirasi, pendapat, aargumentasi, solusi, dan sebagainya. Sebaiknya kita menulis juga dalam rangka memperoleh sesuatu atau nilai tertentu.
Menulis memang ada teorinya, strategi, aturan main, dan sebagainya. Bagi yang belum pernah menulis, bisa belajar kepada seseorang, lembagaatau contoh karya orang lain. Selebihnya lakukan saja, mulai saja, dan tetap semangat untuk berkarya. Soal tulisan kita baik atau tidak, dimuat atau tidak dimuat, menang atau kalah, tidak masalah yang penting terus berproses, terus berkarya, dan tetap semangat.
Dimulai Dari Diri Sendiri
Dalam era sekarang ini, siapa yang tidak tahu dan mengena produk budaya bernama buku? Siapa saja yang sudah tersentuh lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan informal, formal dan nonformal pasti berhubungan dengan buku.
Bicara buku tentu tentang penulis, pembaca, peresensi, penerbit, percetakan, perpustakaan, toko buku, dan lain sebagainya. Bebebrapa kegiatan diselenggarakan untuk menumbuhkan minat baca dan minat menulis buku misalnya lomba mendongeng, lomba meresensi buku, menulis buku, lomba putra-pitri buku, dan sebagainya.
Dinamika penulisan, penerbitan, meresensi, membaca buku di Indonesia memang sudah berjalan. Perputaran uang dalam dunia perbukuan kita tentu ga tidak sedikit. Namunsejauh mana buku benar-benar telah menjadi bagian penting bagi setiap insang yang ingin maju.
Kalau ada kritik atau pendapat bahwa kita adalah bangsa nol buku artinya kemauan dan kemampuan membaca buku kita rendah. Barangkali tidak bisa terlalu disalahkan. Kalau kemauan membaca buku masih rendah, bagaimana dengan kemauan dan kemampuan untuk menulis buku kita? Tentu lebih memprikatinkan lagi.
Memang peresensian buku dan penulis buku selama ini sudah ada. Mungkin juga jumlahnya meningkat. Tapi apa salahnya kalau secara kuantitas dan kualitas ditingkatkan? Siapa yang boleh , dapat atau harus meningkatkan kualitas dan secara kuantitas dan kualitas kemampuan menulis buku seseorang? Hendaknya setiap orang bersedia menjadi guru bagi sesama, dan setiap rumah menjadi sekolah bagi siapa saja seperti yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara.
Media yang pertama dan sederhana yang dapat dipakai untuk belajar menulis adalah buku agenda harian karena penulis, pembaca, editor tulisan adalah kita sendiri. Menulis dalam buku agenda harian memang cocok bagi calon penulis atau penulis pemula. Namun jangan heran kalau penulis senior atau siapa saja mau menulis dalam buku agenda harian. Buku ini bisa buku tulis biasa atau kalau perlu yang lebih sederhana lagi. Karena yang terpenting kita dapat menulis secara rutin  konsisten, nyaman dan aman. Menulis dalam buku agenda harian juga tidak harus banyak halaman. Boleh hanya satu alenia atau bahkan satu kalimat saja. Banyak yang bisa kita peroleh dari kebiasaan menulis di agenda harian  misal saja perasaan merasa lega, media belajar, media komunikasi, dan sebagainya.

Monday, February 25, 2019

Rahasia Sukses Membuat Berita Bagi Wartawan Pemula



Oleh : Y.B. Margantoro

Berbicara sukses adalah berbicara sebuah strategi, proses, dan hasil. Strategi adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Boleh dikata, tidak ada orang yang mau gagall atau tidak sukses, yang ada kebanyakan adalah gagal berencana atau tidak melakukan perencanaan dengan baik.
Proses adalah sebuah perjalann karya yang harus dijalani, suka atau tidak suka. Daya tahan seseorang untuk memperoleh hasil terletak pada proses ini. Tidak semua orang mau bersusah payah menjalani proses. Namun ada juga yang mau melakukan. Padahal, hasil yang baik atau maksimal, tidak mungkin instan.
Hasil adalah pencapaian yang diharapkan oleh orang atau organisasi dalam menjalani sebuah perbuatan atau pekerjaan. Hasil yang baik pada dasarnya adalah buah dari perencanaan yang baik.
Membuat berita adalah tugas utama wartawan, terutama wartawan yang organik di media publik. Berita adalah segala sesuatu yang menarik, dan berita yang paling menarik adalah berita yang dibaca/dilihat/didengar sebanyak-banyaknya orang.
Selain wartawan organik media, berita juga bisa dibuat oleh masyarakat umum khususnya organisasi atau lembaga yang permanen dan tidak permanen.
Sedangkan wartawan adalah orang yang bekerja disebuah lembaga pers, yang tugasnya mencari, mengolah, dan menyajikan informasi kepada publik melalui media. Media di sisni adalah media cetak, media elektronik dan multi media. Mungkin masih ada lagi media komunitas, media korporat, dan sebagainya.
Wartawan pemula?
Setiap orang (wartawan) tentu saja pernah menjadi pemula. Dalam Kewartawanaan memang ada istilah wartawan pemula, wartawan senior, dan sebagainya. Tapi yang penting adalah apakah wartawan tetap mau belajar dan berbagi untuk sesama.
Strategi Pertama:
Wartawan membaca koran harian, mendengarkan radio, melihat televisi atau informasi lain. Tujuannya untuk memperoleh ide dasar bagi bahan penulisan beritanya. Ide atau gagasan berita itu penting dimiliki.Selanjutnya, wartawan melakukan koordinasi dengan direktur peliputan untuk penugasan di lapangan. Fokus dan hal-hal apa yang harus dicari dan dikembangkan di lapangan.
Strategi Kedua:
Untuk membuat berita wartawan harus mau terjun ke lapangan. Hampir semua isian media (terutama media cetak) adalah hasil reportase wartawan. Reportase di sini maksudnya adalah kerja lapangan atau kerja melaporkan dan bukan bentuk tulisan fakta (ada berita langsung, berita kisah, dan berita laporan).
Di lapangan kemampuan jurnalistik dan inderawi wartawan diuji. Sejauh mana dia mampu mengakses fakta dan data yang memadai untuk dijadikan tulisan beritanya. Selainmengamati kondisi lapangan, awartawan juga dituntut mampu melakukan wawancara untuk konfirmasi berita atau meminta tanggapan atas sebuah peristiwa.
Strategi Ketiga :
Wartawan melihat ada momentum atau news peg (cantelan berita) apa yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berita pada hari itu. Misalnya, hari ini ada peristiwa teragenda apa yang dapat diliput. Atau ada news peg apa, misalnya menyongsoong hari-hari tertentu seperti Hari Buruh Internasional,   Hari pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, dan sebagainya. Tentu saja, wartawan mencari dan mengolah informasi itu tidak tepat pada waktunya. Beberapa hari sebelumnya, wartawan sudah mempersiapkan fakta dan data, dan beritanya dimuat pada hari H momentum itu.
Strategi Keempat :
Banyak peristiwa yang terjadi di luar kota, luar daerah, atau bahkan di luar negeri yang dapat dilokalkan ditempat wartawan itu berada. Misalkan kasus flu babi yang awalnya dari luar negeri, kerena menjadi kasus global dan sudah terjadi korban di dalam negeri kita, maka kasus tu bisa dikembangkan di sini. Dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan naeasumber berkompeten di sini. Dalam jurnalisme, pengembangan berita yang dianggap menarik dan penting diketahui masyarakat banyak adalah follow up news.
Strategi Kelima :
Bila ada berita yang memiliki kelayakan atau news value  yang tiggi dan secara marketing diharapkan dapat mendongkrak eceran koran di lapangan, maka berita itu bisa diblow up. Tulisan jenis ini namanya blow up news. Dalam blow uo news, dimungkinkan disajikan tlisan utama (vertikal), pendamping (horizontal), dan arahan atau petunjuk (intruksional).
Dalam metode ini pula, pada satu tampilan di halaman koran sama atau di halaman lain, dapat disajikan tulisan berita langsung, berita kisah, dan berita laporan secara serentak. Untuk menyajikan pola ini memang membutuhkan personel wartawan yang cukup dan berkemampuan, koordinasi lapangan dan kantor redaksi yang baik serta sarana prasarana pendukung yang memadai.
Strategi Keenam :
Dalam jurnalisme dikenal istilah (tulisan) talking news, yakni berita yang merupakan hasil wawancara khusus dengan narasumber tentang topik tertentu. Jenis tulisan berita ini bisa berasal dari sebuah pertemuan jumpa pers, media gathering, media visit atau wawancara khusus.
Strategi Ketujuh :
Ada kegiatan atau peristiwa yang patut atau perlu diberitakan sebelumnya, namanya adalah preview news. Artinya berita ini menginformasikan akan dilaksanakan suat kegiatan tertentu oleh lembaga tertentu. Tujuan pemberitaan jenis ini addalah agar publik megetahui kegiatan tersebut dan diharapkan dapat menghadiri atau berpartisipasi.
Strategi Kedelapan :
Ada kegiatan yang patut diberitakan sesudah peristiwa dimaksud terjadi. Jenis tulisan ini adalah review news.
Strategi Kesembilan :
Organisasi permanen atau tidak permanen pada dasarnya dapat mengirimkan berita ke media masa dengan syarat dan ketentuan berlaku. Berita ini sifatnya layanan publik dari media. Artinya tidak perlu membayar. Namun pemuatannya harus memenuhi syarat kelayakan berita dan tersedia space ini media bersangkutan.
Strategi Kesepuluh :
Berita harus faktual atau obyektif, bermakna dann mempertimbangkan dampak sosial serta dampak teknologinya. Berita memiliki nilai-nilai seperti konflik, kemajuan dan bencana, konsekuensi, kemasyuran dan terkemuka, saat yang tepat dan kedekatan, keganjilan, sentuhan manusiawi , seks, dan aneka lainnya. Sedangkan sumber berita  yaitu sumber primer (fakta /data di lapangan dan wawancara), sember sekunder (riset pustaka), dan riset foto. Prinsip dasar penulisan yaitu penugasan, pengumpuan, evaluasi, penulisan dan penyuntingan.
Strategi Kesebelas :
Usahakan agar kalimat rata-rata pendek., pilih yang sederhana dari pada yang kompleks, pilih kata-kata yang lazim, hindari kata-kata yang tidak perlu, beri kekuatan pada kata kerja, tulislah sebagaimana anda berbicara, gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca, hubungkan dengan pengalaman membaca anda, gunakan sepenuhnya variasi, menulislah untuk menyatakan dan bukan mempengaruhi.
Strategi Keduabelas :
Wartawan harus memiliki sikap dan watak way of life,  tujuan mulia, tidak arogan, akurat, keceapatan, jujur terhadap kebenaran. Bekal kerja wartawan adalah memiliki naluri berita, observasi, keingintahuan, mengenal berita, menangani berita, ungkapan yang jelas, kepribadian yang luwes, pendekatan yang sesuai, kecepatan, kecerdikan, teguh pada janji, daya ingat yang tajam, buku catatan, referensi, kamus, surat kabar/majalah/internet/tv/radio, perbaikan demi kemajuan. Sedangkan syarat kerja wartawan adalah tahu yang menarik, selalu ingin tahu, mampu observasi.