Bukan Perkara Mudah!
Menulis bagi orang kebanyakan mungkin bukan perkara
mudah ini bukan soal yang bersangkutan tidak mau atau tidak mampu, mungkin
karena belum memulai atau belum terbiasa saja. Bagi orang tertentu, menulisa
menjadi sebuah keharusan, tradisi, pekerjaan, hobi, atau untuk keperluan
tertentu.
Menulis merupakan kegiatan menyampaikan ide,
gagasan, aspirasi, pendapat, tanggapan, argumentasi, atau informasi secara
tertulis kepada orang lain. Dari sebuah tulisan, orang akan memperoleh
informasi, inspirasi, pendapat, atau pengalaman dari si penulis. Menulis merupakan
kompetensi dasar yang bisa dimiliki oleh siswa pendidikan dasar. Kita mengenal
istilah “calistung”, kepanjangan dari membaca, menulis, dan berhitung. Pada
dasarnya, ketiga hal itu memang dapat saling terkait, meski orang boleh saja
emilih salah satu diantaranya untuk digeluti pada awalnya.
Siapa saja yang mau dan mampu boleh menulis. Tidak
ada larangan bagi siapa saja yang menuangkan ide dan gagasannya secara
tertulis. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Tulisan untuk diri
sendiri kita mengenal buku agenda harian sebgai media. Kiranya tidak perlu ada
aturn ini itu. Namun tulisan untuk orang lain apalagi yang dimuat di media
publik di media publik atau media buku, tentu memiliki aturan atau persyaratan
tertentu.
Selain kita bisa menulis melalui media pribagi
(agenda dan atau blog) kita bisa menulis di media internal, media massa,
menulis lomba tulisan atau media buku. Untuk media internal dimulai pers
sekolah, pers kampus, media korporat, sampai media komunitas. Untuk media masa
ada mmedia crtak, media elektonik, dan mullti media. Untuk media lomba tulis
maksudnya adalah lomba kepenulisan bidang fakta, opini atau fiksi. Sedangkan media buku, selain buku cetakan ada juga buku
elektronik.
Banyak pilihan waktu yang bisa kita pakai untuk kita menulis. Pertama, “sekarang”
adalah waktu yang tepat untuk menulis. Artinya, kalau sudah ingin menulis maka
segera menulis saja. Selanjutnya terserah kita boleh nanti, esok, minggu depan
atau kapan-kapan, atau sesuai dengan momentum pribadi atau news
peg bulanan sepanjang tahun. Untuk news
peg misalnya Hari Kartini, Hari Kemerdrkan RI, Hari Pahlawan, dan lainnya.
Pada dasarnya kita menulis untuk memberi sesuatu
kepada orang lain yang membaca. Sesuatu
itu tentang informasi, aspirasi, pendapat, aargumentasi, solusi, dan
sebagainya. Sebaiknya kita menulis juga dalam rangka memperoleh sesuatu atau
nilai tertentu.
Menulis memang ada teorinya, strategi, aturan main,
dan sebagainya. Bagi yang belum pernah menulis, bisa belajar kepada seseorang,
lembagaatau contoh karya orang lain. Selebihnya lakukan saja, mulai saja, dan
tetap semangat untuk berkarya. Soal tulisan kita baik atau tidak, dimuat atau
tidak dimuat, menang atau kalah, tidak masalah yang penting terus berproses, terus
berkarya, dan tetap semangat.
Dimulai Dari Diri Sendiri
Dalam era sekarang ini, siapa yang tidak tahu dan
mengena produk budaya bernama buku? Siapa saja yang sudah tersentuh lembaga
pendidikan, mulai dari pendidikan informal, formal dan nonformal pasti
berhubungan dengan buku.
Bicara buku tentu tentang penulis, pembaca,
peresensi, penerbit, percetakan, perpustakaan, toko buku, dan lain sebagainya.
Bebebrapa kegiatan diselenggarakan untuk menumbuhkan minat baca dan minat
menulis buku misalnya lomba mendongeng, lomba meresensi buku, menulis buku,
lomba putra-pitri buku, dan sebagainya.
Dinamika penulisan, penerbitan, meresensi, membaca
buku di Indonesia memang sudah berjalan. Perputaran uang dalam dunia perbukuan
kita tentu ga tidak sedikit. Namunsejauh mana buku benar-benar telah menjadi
bagian penting bagi setiap insang yang ingin maju.
Kalau ada kritik atau pendapat bahwa kita adalah
bangsa nol buku artinya kemauan dan kemampuan membaca buku kita rendah. Barangkali
tidak bisa terlalu disalahkan. Kalau kemauan membaca buku masih rendah,
bagaimana dengan kemauan dan kemampuan untuk menulis buku kita? Tentu lebih
memprikatinkan lagi.
Memang peresensian buku dan penulis buku selama ini
sudah ada. Mungkin juga jumlahnya meningkat. Tapi apa salahnya kalau secara
kuantitas dan kualitas ditingkatkan? Siapa yang boleh , dapat atau harus
meningkatkan kualitas dan secara kuantitas dan kualitas kemampuan menulis buku
seseorang? Hendaknya setiap orang bersedia menjadi guru bagi sesama, dan setiap
rumah menjadi sekolah bagi siapa saja seperti yang disampaikan oleh Bapak
Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara.
Media yang pertama dan sederhana yang dapat dipakai
untuk belajar menulis adalah buku agenda harian karena penulis, pembaca, editor
tulisan adalah kita sendiri. Menulis dalam buku agenda harian memang cocok bagi
calon penulis atau penulis pemula. Namun jangan heran kalau penulis senior atau
siapa saja mau menulis dalam buku agenda harian. Buku ini bisa buku tulis biasa
atau kalau perlu yang lebih sederhana lagi. Karena yang terpenting kita dapat
menulis secara rutin konsisten, nyaman
dan aman. Menulis dalam buku agenda harian juga tidak harus banyak halaman. Boleh
hanya satu alenia atau bahkan satu kalimat saja. Banyak yang bisa kita peroleh
dari kebiasaan menulis di agenda harian misal
saja perasaan merasa lega, media belajar, media komunikasi, dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment