Monday, February 25, 2019

Rahasia Sukses Membuat Berita Bagi Wartawan Pemula



Oleh : Y.B. Margantoro

Berbicara sukses adalah berbicara sebuah strategi, proses, dan hasil. Strategi adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Boleh dikata, tidak ada orang yang mau gagall atau tidak sukses, yang ada kebanyakan adalah gagal berencana atau tidak melakukan perencanaan dengan baik.
Proses adalah sebuah perjalann karya yang harus dijalani, suka atau tidak suka. Daya tahan seseorang untuk memperoleh hasil terletak pada proses ini. Tidak semua orang mau bersusah payah menjalani proses. Namun ada juga yang mau melakukan. Padahal, hasil yang baik atau maksimal, tidak mungkin instan.
Hasil adalah pencapaian yang diharapkan oleh orang atau organisasi dalam menjalani sebuah perbuatan atau pekerjaan. Hasil yang baik pada dasarnya adalah buah dari perencanaan yang baik.
Membuat berita adalah tugas utama wartawan, terutama wartawan yang organik di media publik. Berita adalah segala sesuatu yang menarik, dan berita yang paling menarik adalah berita yang dibaca/dilihat/didengar sebanyak-banyaknya orang.
Selain wartawan organik media, berita juga bisa dibuat oleh masyarakat umum khususnya organisasi atau lembaga yang permanen dan tidak permanen.
Sedangkan wartawan adalah orang yang bekerja disebuah lembaga pers, yang tugasnya mencari, mengolah, dan menyajikan informasi kepada publik melalui media. Media di sisni adalah media cetak, media elektronik dan multi media. Mungkin masih ada lagi media komunitas, media korporat, dan sebagainya.
Wartawan pemula?
Setiap orang (wartawan) tentu saja pernah menjadi pemula. Dalam Kewartawanaan memang ada istilah wartawan pemula, wartawan senior, dan sebagainya. Tapi yang penting adalah apakah wartawan tetap mau belajar dan berbagi untuk sesama.
Strategi Pertama:
Wartawan membaca koran harian, mendengarkan radio, melihat televisi atau informasi lain. Tujuannya untuk memperoleh ide dasar bagi bahan penulisan beritanya. Ide atau gagasan berita itu penting dimiliki.Selanjutnya, wartawan melakukan koordinasi dengan direktur peliputan untuk penugasan di lapangan. Fokus dan hal-hal apa yang harus dicari dan dikembangkan di lapangan.
Strategi Kedua:
Untuk membuat berita wartawan harus mau terjun ke lapangan. Hampir semua isian media (terutama media cetak) adalah hasil reportase wartawan. Reportase di sini maksudnya adalah kerja lapangan atau kerja melaporkan dan bukan bentuk tulisan fakta (ada berita langsung, berita kisah, dan berita laporan).
Di lapangan kemampuan jurnalistik dan inderawi wartawan diuji. Sejauh mana dia mampu mengakses fakta dan data yang memadai untuk dijadikan tulisan beritanya. Selainmengamati kondisi lapangan, awartawan juga dituntut mampu melakukan wawancara untuk konfirmasi berita atau meminta tanggapan atas sebuah peristiwa.
Strategi Ketiga :
Wartawan melihat ada momentum atau news peg (cantelan berita) apa yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berita pada hari itu. Misalnya, hari ini ada peristiwa teragenda apa yang dapat diliput. Atau ada news peg apa, misalnya menyongsoong hari-hari tertentu seperti Hari Buruh Internasional,   Hari pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, dan sebagainya. Tentu saja, wartawan mencari dan mengolah informasi itu tidak tepat pada waktunya. Beberapa hari sebelumnya, wartawan sudah mempersiapkan fakta dan data, dan beritanya dimuat pada hari H momentum itu.
Strategi Keempat :
Banyak peristiwa yang terjadi di luar kota, luar daerah, atau bahkan di luar negeri yang dapat dilokalkan ditempat wartawan itu berada. Misalkan kasus flu babi yang awalnya dari luar negeri, kerena menjadi kasus global dan sudah terjadi korban di dalam negeri kita, maka kasus tu bisa dikembangkan di sini. Dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan naeasumber berkompeten di sini. Dalam jurnalisme, pengembangan berita yang dianggap menarik dan penting diketahui masyarakat banyak adalah follow up news.
Strategi Kelima :
Bila ada berita yang memiliki kelayakan atau news value  yang tiggi dan secara marketing diharapkan dapat mendongkrak eceran koran di lapangan, maka berita itu bisa diblow up. Tulisan jenis ini namanya blow up news. Dalam blow uo news, dimungkinkan disajikan tlisan utama (vertikal), pendamping (horizontal), dan arahan atau petunjuk (intruksional).
Dalam metode ini pula, pada satu tampilan di halaman koran sama atau di halaman lain, dapat disajikan tulisan berita langsung, berita kisah, dan berita laporan secara serentak. Untuk menyajikan pola ini memang membutuhkan personel wartawan yang cukup dan berkemampuan, koordinasi lapangan dan kantor redaksi yang baik serta sarana prasarana pendukung yang memadai.
Strategi Keenam :
Dalam jurnalisme dikenal istilah (tulisan) talking news, yakni berita yang merupakan hasil wawancara khusus dengan narasumber tentang topik tertentu. Jenis tulisan berita ini bisa berasal dari sebuah pertemuan jumpa pers, media gathering, media visit atau wawancara khusus.
Strategi Ketujuh :
Ada kegiatan atau peristiwa yang patut atau perlu diberitakan sebelumnya, namanya adalah preview news. Artinya berita ini menginformasikan akan dilaksanakan suat kegiatan tertentu oleh lembaga tertentu. Tujuan pemberitaan jenis ini addalah agar publik megetahui kegiatan tersebut dan diharapkan dapat menghadiri atau berpartisipasi.
Strategi Kedelapan :
Ada kegiatan yang patut diberitakan sesudah peristiwa dimaksud terjadi. Jenis tulisan ini adalah review news.
Strategi Kesembilan :
Organisasi permanen atau tidak permanen pada dasarnya dapat mengirimkan berita ke media masa dengan syarat dan ketentuan berlaku. Berita ini sifatnya layanan publik dari media. Artinya tidak perlu membayar. Namun pemuatannya harus memenuhi syarat kelayakan berita dan tersedia space ini media bersangkutan.
Strategi Kesepuluh :
Berita harus faktual atau obyektif, bermakna dann mempertimbangkan dampak sosial serta dampak teknologinya. Berita memiliki nilai-nilai seperti konflik, kemajuan dan bencana, konsekuensi, kemasyuran dan terkemuka, saat yang tepat dan kedekatan, keganjilan, sentuhan manusiawi , seks, dan aneka lainnya. Sedangkan sumber berita  yaitu sumber primer (fakta /data di lapangan dan wawancara), sember sekunder (riset pustaka), dan riset foto. Prinsip dasar penulisan yaitu penugasan, pengumpuan, evaluasi, penulisan dan penyuntingan.
Strategi Kesebelas :
Usahakan agar kalimat rata-rata pendek., pilih yang sederhana dari pada yang kompleks, pilih kata-kata yang lazim, hindari kata-kata yang tidak perlu, beri kekuatan pada kata kerja, tulislah sebagaimana anda berbicara, gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca, hubungkan dengan pengalaman membaca anda, gunakan sepenuhnya variasi, menulislah untuk menyatakan dan bukan mempengaruhi.
Strategi Keduabelas :
Wartawan harus memiliki sikap dan watak way of life,  tujuan mulia, tidak arogan, akurat, keceapatan, jujur terhadap kebenaran. Bekal kerja wartawan adalah memiliki naluri berita, observasi, keingintahuan, mengenal berita, menangani berita, ungkapan yang jelas, kepribadian yang luwes, pendekatan yang sesuai, kecepatan, kecerdikan, teguh pada janji, daya ingat yang tajam, buku catatan, referensi, kamus, surat kabar/majalah/internet/tv/radio, perbaikan demi kemajuan. Sedangkan syarat kerja wartawan adalah tahu yang menarik, selalu ingin tahu, mampu observasi.



No comments:

Post a Comment