Oleh
: Y.B. Margantoro
Berbicara
sukses adalah berbicara sebuah strategi, proses, dan hasil. Strategi adalah
cara untuk mencapai suatu tujuan. Boleh dikata, tidak ada orang yang mau gagall
atau tidak sukses, yang ada kebanyakan adalah gagal berencana atau tidak
melakukan perencanaan dengan baik.
Proses
adalah sebuah perjalann karya yang harus dijalani, suka atau tidak suka. Daya tahan
seseorang untuk memperoleh hasil terletak pada proses ini. Tidak semua orang
mau bersusah payah menjalani proses. Namun ada juga yang mau melakukan.
Padahal, hasil yang baik atau maksimal, tidak mungkin instan.
Hasil
adalah pencapaian yang diharapkan oleh orang atau organisasi dalam menjalani
sebuah perbuatan atau pekerjaan. Hasil yang baik pada dasarnya adalah buah dari
perencanaan yang baik.
Membuat
berita adalah tugas utama wartawan, terutama wartawan yang organik di media
publik. Berita adalah segala sesuatu yang menarik, dan berita yang paling
menarik adalah berita yang dibaca/dilihat/didengar sebanyak-banyaknya orang.
Selain
wartawan organik media, berita juga bisa dibuat oleh masyarakat umum khususnya
organisasi atau lembaga yang permanen dan tidak permanen.
Sedangkan
wartawan adalah orang yang bekerja disebuah lembaga pers, yang tugasnya
mencari, mengolah, dan menyajikan informasi kepada publik melalui media. Media
di sisni adalah media cetak, media elektronik dan multi media. Mungkin masih
ada lagi media komunitas, media korporat, dan sebagainya.
Wartawan
pemula?
Setiap
orang (wartawan) tentu saja pernah menjadi pemula. Dalam Kewartawanaan memang
ada istilah wartawan pemula, wartawan senior, dan sebagainya. Tapi yang penting
adalah apakah wartawan tetap mau belajar dan berbagi untuk sesama.
Strategi Pertama:
Wartawan
membaca koran harian, mendengarkan radio, melihat televisi atau informasi lain.
Tujuannya untuk memperoleh ide dasar bagi bahan penulisan beritanya. Ide atau
gagasan berita itu penting dimiliki.Selanjutnya, wartawan melakukan koordinasi
dengan direktur peliputan untuk penugasan di lapangan. Fokus dan hal-hal apa
yang harus dicari dan dikembangkan di lapangan.
Strategi Kedua:
Untuk
membuat berita wartawan harus mau terjun ke lapangan. Hampir semua isian media
(terutama media cetak) adalah hasil reportase wartawan. Reportase di sini
maksudnya adalah kerja lapangan atau kerja melaporkan dan bukan bentuk tulisan
fakta (ada berita langsung, berita kisah, dan berita laporan).
Di
lapangan kemampuan jurnalistik dan inderawi wartawan diuji. Sejauh mana dia
mampu mengakses fakta dan data yang memadai untuk dijadikan tulisan beritanya.
Selainmengamati kondisi lapangan, awartawan juga dituntut mampu melakukan
wawancara untuk konfirmasi berita atau meminta tanggapan atas sebuah peristiwa.
Strategi Ketiga :
Wartawan
melihat ada momentum atau news peg
(cantelan berita) apa yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berita pada hari
itu. Misalnya, hari ini ada peristiwa teragenda apa yang dapat diliput. Atau ada
news peg apa, misalnya menyongsoong
hari-hari tertentu seperti Hari Buruh Internasional, Hari pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan
Nasional, dan sebagainya. Tentu saja, wartawan mencari dan mengolah informasi
itu tidak tepat pada waktunya. Beberapa hari sebelumnya, wartawan sudah
mempersiapkan fakta dan data, dan beritanya dimuat pada hari H momentum itu.
Strategi Keempat :
Banyak
peristiwa yang terjadi di luar kota, luar daerah, atau bahkan di luar negeri
yang dapat dilokalkan ditempat wartawan itu berada. Misalkan kasus flu babi
yang awalnya dari luar negeri, kerena menjadi kasus global dan sudah terjadi
korban di dalam negeri kita, maka kasus tu bisa dikembangkan di sini. Dilakukan
pengamatan di lapangan dan wawancara dengan naeasumber berkompeten di sini. Dalam
jurnalisme, pengembangan berita yang dianggap menarik dan penting diketahui
masyarakat banyak adalah follow up news.
Strategi Kelima :
Bila
ada berita yang memiliki kelayakan atau news
value yang tiggi dan secara
marketing diharapkan dapat mendongkrak eceran koran di lapangan, maka berita
itu bisa diblow up. Tulisan jenis ini
namanya blow up news. Dalam blow uo news, dimungkinkan disajikan
tlisan utama (vertikal), pendamping (horizontal), dan arahan atau petunjuk
(intruksional).
Dalam
metode ini pula, pada satu tampilan di halaman koran sama atau di halaman lain,
dapat disajikan tulisan berita langsung, berita kisah, dan berita laporan
secara serentak. Untuk menyajikan pola ini memang membutuhkan personel wartawan
yang cukup dan berkemampuan, koordinasi lapangan dan kantor redaksi yang baik
serta sarana prasarana pendukung yang memadai.
Strategi Keenam :
Dalam
jurnalisme dikenal istilah (tulisan) talking
news, yakni berita yang merupakan hasil wawancara khusus dengan narasumber
tentang topik tertentu. Jenis tulisan berita ini bisa berasal dari sebuah
pertemuan jumpa pers, media gathering, media visit atau wawancara khusus.
Strategi Ketujuh :
Ada
kegiatan atau peristiwa yang patut atau perlu diberitakan sebelumnya, namanya
adalah preview news. Artinya berita
ini menginformasikan akan dilaksanakan suat kegiatan tertentu oleh lembaga
tertentu. Tujuan pemberitaan jenis ini addalah agar publik megetahui kegiatan
tersebut dan diharapkan dapat menghadiri atau berpartisipasi.
Strategi Kedelapan :
Ada
kegiatan yang patut diberitakan sesudah peristiwa dimaksud terjadi. Jenis tulisan
ini adalah review news.
Strategi Kesembilan :
Organisasi
permanen atau tidak permanen pada dasarnya dapat mengirimkan berita ke media
masa dengan syarat dan ketentuan berlaku. Berita ini sifatnya layanan publik
dari media. Artinya tidak perlu membayar. Namun pemuatannya harus memenuhi
syarat kelayakan berita dan tersedia space
ini media bersangkutan.
Strategi Kesepuluh :
Berita
harus faktual atau obyektif, bermakna dann mempertimbangkan dampak sosial serta
dampak teknologinya. Berita memiliki nilai-nilai seperti konflik, kemajuan dan
bencana, konsekuensi, kemasyuran dan terkemuka, saat yang tepat dan kedekatan,
keganjilan, sentuhan manusiawi , seks, dan aneka lainnya. Sedangkan sumber
berita yaitu sumber primer (fakta /data
di lapangan dan wawancara), sember sekunder (riset pustaka), dan riset foto. Prinsip
dasar penulisan yaitu penugasan, pengumpuan, evaluasi, penulisan dan penyuntingan.
Strategi Kesebelas :
Usahakan
agar kalimat rata-rata pendek., pilih yang sederhana dari pada yang kompleks,
pilih kata-kata yang lazim, hindari kata-kata yang tidak perlu, beri kekuatan
pada kata kerja, tulislah sebagaimana anda berbicara, gunakan istilah yang bisa
digambarkan oleh pembaca, hubungkan dengan pengalaman membaca anda, gunakan
sepenuhnya variasi, menulislah untuk menyatakan dan bukan mempengaruhi.
Strategi Keduabelas :
Wartawan harus memiliki
sikap dan watak way of life, tujuan mulia, tidak arogan, akurat, keceapatan,
jujur terhadap kebenaran. Bekal kerja wartawan adalah memiliki naluri berita,
observasi, keingintahuan, mengenal berita, menangani berita, ungkapan yang
jelas, kepribadian yang luwes, pendekatan yang sesuai, kecepatan, kecerdikan,
teguh pada janji, daya ingat yang tajam, buku catatan, referensi, kamus, surat
kabar/majalah/internet/tv/radio, perbaikan demi kemajuan. Sedangkan syarat
kerja wartawan adalah tahu yang menarik, selalu ingin tahu, mampu observasi.
No comments:
Post a Comment