Dirimu memang telah pergi dariku. Yang tersisa hanya kenangan dan sebuah keyakinan di hati jika mimpi-mimpi masih bisa terjadi. Memang diriku terlihat sebodoh ini, menunggu tanpa tau pasti kapan kau akan kembali. Takdir saat ini memang tak berjalan dengan baik, tapi ku yakin Tuhan tau mana yang terbaik. Kadang logika mencoba untuk merelakan tapi hati masih teguh dalam pendirian. Perang logika dan hati ini menyiksa, tapi hanya doa yang mampu mendamaikan itu semua. Mulut ini tak henti-hentinya bekerjasama dengan hati dalam doa walau logika selalu mematahkan sebuah pengharapan. Keyakinanku, Logika manusia akan terkalahkan dengan logika Tuhan. Keyakinanku, walau terpaut oleh jarak, badai belum berlalu, masalah yang tak kunjung usai, jika Tuhan sudah berkehendak semua itu pasti akan indah. Keyakinanku, kau akan kembali. Maafkan jika namamu diam-diam masih kupakai untuk berdiskusi dengan Sang Pemilik Hati. Saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa selain merayu Tuhan untuk memohon agar doa-doa tentangmu terkabulkan. Tak ada ragu dan tak akan menyerah aku meminta kepada-Nya. Jika kau melihat bintang dilangit, itu tak sebanding dengan banyaknya do’a yang ku minta kepada-Nya. Berharap Tuhan tidak pernah bosan mendengar doa-doa yang terus menerus kuucapkan. Aku berharap, cerita cinta ini akan berakhir seperti Adam dan Hawa. Tuhan yang memisahkan lalu mempertemukan. Sebuah kerelaan yang sangat besar ketika semesta memisahkanmu dariku. Jangan cegah aku untuk berharap kepada Sang Pemilik Semesta. Aku tidak melakukan apa pun selain meminta kepada-Nya. Aku tidak mencarimu tapi yang kucari hanyalah Dia. Aku tidak berharap kepadamu tapi aku hanya berharap kepada-Nya. Berharap, semesta mempertemukanmu lagi dengan diriku. Aku akan selalu mencintaimu dengan caraku. Mencintaimu dalam diam dan mengagumimu dalam lirihnya doa malam. Selalu kutunggu dan kubiarkan kuasa Tuhan yang bekerja. Mungkin perjuanganku tak sama seperti kebanyakan orang yang mencari lalu berhenti ketika orang yang dicintai tiba-tiba pergi. Aku tak seperti mereka. Aku berbeda. Aku tidak mempunyai nyali seperti mereka, yang aku punya hanyalah Tuhan yang mampu membolak balikan takdir seseorang. Jika nanti memang takdir masih belum berpihak baik kepadaku, aku tak menyesali waktu ku yang kuhabiskan untuk mendoakanmu. Karena kuyakin, tidak ada doa yang sia-sia.
No comments:
Post a Comment