Sunday, December 8, 2019

PEREMPUAN #9

Masih bolehkah kita mengaku  ridho/ikhlas jika dalam hati naluri kita ada perasaan sedih, kecewa, marah, cemburu, sakit hati atau memberontak dalam diam?
#8Desember2019

Thursday, November 21, 2019

PEREMPUAN #8

Teruslah memantaskan diri. Berjuanglah untuk mendapatkan apa yang kamu minta sebab Allah akan memberikan sesuatu disaat kita telah siap, atau Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik.

Wednesday, November 20, 2019

Perempuan #7

Yakinlah bahwa Allah bisa membuat hitam menjadi putih dalam seketika, duka menjadi bahagia, mendatangkan yang pergi agar kembali menyapa, hingga mengutuhkan yang hancur menjadi sediakala.

Thursday, November 14, 2019

PEREMPUAN #4

Wajah itu, wajah yang telah merubah hidupku. Wajah yang menjadikanku begini. Yang aku harap akan ku lihat lagi di surga nanti.
#30Oktober2019

Tuesday, November 12, 2019

PEREMPUAN #3

Harusnya aku yang mengingatkan dia. Membuat dia merasa selamat disisi aku. Tapi...
Ya Allah, aku tak tahu harus bagaimana berdebat dengan semua ini.
#29Oktober2019

Saturday, November 2, 2019

PEREMPUAN #2

Hai masa lalu!! Aku hanya ingin menyapamu. Berdebukah kamu? Maaf kalau sekarang aku semakin jarang mengunjungimu. Sebab sekarang aku disibukkan oleh masa kini dan impian masa depanku. Tapi tenang saja, aku janji tak akan melupakanmu. Mungkin aku hanya akan jarang menengokmu  sebelumnya terima kasih sebab pernah ada dan menjadi bagian dari perjalananku. Sedih dan bahagia kisahmu pernah menjadi penguat langkahku di masa kini. Bukankah masa kiniku adalah hasil dari rentetan perjalanan dimasa laluku? Maka dari itu, aku ucapkan terima kasih. Kamu ingat kan dulu aku pernah jatuh dan sakit hati? Semuanya sudah ku simpan diingatanku saja yang kunamakan "kamu". Iya kamu, yang kini seperti sebuah ruangan gelap yang mungkin sesekali akan aku buka untuk sekedar melihatnya saja meski hanya sebentar. Aku hanya ingin sekedar melihat lagi seperti apa perjalanan hidupku dulu agar aku bisa belajar jika masa kiniku lalai dalam menjaga langkah.
#2November2019


Perempuan #1

Pedihnya rasa kecewa dulu membuat kita tidak ceroboh lagi untuk mempercayakan hati pada seseorang.
#1november2019

Thursday, October 31, 2019

Bahagia #1

Kamu pernah merasakan mencintai seseorang diwaktu yang salah? Ada saatnya memang dalam hidup ketika kita merasakan kehilangan dan menangis untuk orang yang tidak bersama kita, merasa bingung karena menyadari ternyata ada orang lain yang membuat dia bahagia, dan kita ingin bersama dengannya tapi dia sudah menjadi milik orang lain. Kadang membuktikan cinta kepada seseorang adalah dengan membiarkannya pergi. Ada juga yang berusaha berdamai pada dirinya sendiri untuk mengucapkan selamat tinggal. Esensinya adalah tidak perlu bahagia untuk orang lain tapi bahagia itu ya untuk diri kita sendiri. Dan kitalah yang menciptakannya. Ayolah bangkit bagi yang masih terpuruk. Nikmati hari ini dengan penuh keyakinan.

Thursday, October 24, 2019

PATAHNYA SEBELAH SAYAP

Apabila patahnya sebelah sayap, siapa kata tidak bisa terbang? Kalau ada kekuatan diri, kegigihan, dan semangat, pasti kita bisa menggapai awan. Mungkin terbangnya tak sempurna, tapi ia tetap nampak cantik di udara. Karena selain Allah tiada siapa pun nampak kekurangan kita.
#25Oktober2019

Senyuman mesra

Makan malam pertama aku dengan dia di atas bumbung itu. Pertama kali ku terpekuk melihat senyuman dia. Senyuman yang menggetarkan. Senyuman yang membuat aku tak bisa lupakan dia sampai saat ini.
#Agustus2015
#Gunungkidul

Monday, October 21, 2019

Keikhlasan #3

Kepadamu kekasih yang aku cintai. Kekagumanku dengan kasih sayang Siti Khadijah dengan Rasulullah membuat perasaan cintaku terhadapmu begitu utuh. Aku kagum denganmu bukan sebab rupa, tapi agama dan ketaatanmu kepadaNya. Serta keyakinanmu memintaku melalui doa.
Alhamdulillah, aku diberikan cinta sehebat ini. Tapi bukan cinta namanya jika tidak diuji. Kita diuji dengan berbagai  perbedaan dan jarak. Walaupun kuat kita berikhtiar, dipinjamkan kesabaran, itu hanya untuk seketika saat kita belum begitu mengenali.
Kun faya kun. Jika Allah berkehendak,  maka akan jadilah. Tapi Ia menyuruh kita untuk lebih bersabar dan menerima ujianNya dengan ikhlas serta rendah hati. Rupanya ujian dariNya tidak terhenti disitu. Kita diuji dengan ketamakan manusia. Ya Allah, sesungguhnya ujian kali ini sangat berat untuk aku tanggung. Tapi aku tetap ridho. Mungkin ini bagian dimana aku harus ikhlaskan setiap inci kesakitan yang harus aku rasakan karena dia. Aku tak mampu dekat denganmu sebab hatimu dibutakan oleh kebencian yang manusia itu buat kepadaku. Sesungguhnya semua ini menyakitkanku dan aku mengharapkan kamu disisi. Tapi aku tak bisa. Jahatnya hati manusia itu yang membuat hatimu pun menjadi hitam.
Seandainya dalam ketiadaanku, kamu benar-benar merasa yakin bahwa dia orang yang telah berjaya membuka hatimu untuk mencintainya, maka janganlah takut untuk mengambil keputusan untukku.
Andai ini adalah naskah terakhir dariku ridhokanlah dan doakanlah aku semoga Allah senantiasa memberikan kebahagian seperti yang kamu senantiasa rasakan. Dan andai cinta kita benar-benar terhenti, kembalilah pada bahagiamu yang sesungguhnya yang tak pernah mengizinkanmu menjadi debu.

Sunday, October 20, 2019

Keikhlasan #2

Disaat saya serahkan segala-galanya kepada Allah dan ridho dengan ketentuannNya, Ia pertemukan saya dengan kamu, lelaki yang saya yakini dapat menjaga dan memimpin saya hingga ke surganya.

Betul katamu, Ia Maha Mengetahui segalanya. Alhamdulillah, saya tidak akan pernah berhenti bersyukur padaNya karena mengirimkan lelaki sebaik kamu. Saya mencintai kamu kekasih dunia akhiratku. Insyaallah

Saturday, October 19, 2019

Keikhlasan #1

Insyaallah, keikhlasan hati yang sedang saya tanamkan untuk melupakan kamu akan menjadi jalan kebahagian abadi kita masing-masing. Tapi jikalau Tuhan memang hendak menjodohkan kita agar saling menjaga dan melengkapi, saya percaya keikhlasan yang saya sedang bangun inilah yang akan mengetuk pintu hatimu untuk kembali pada mimpi kita. Bagiku Tuhanlah yang lebih tahu segalanya.

Keikhlasan #1

Insyaallah, keikhlasan hati yang sedang saya tanamkan untuk melupakan kamu akan menjadi jalan kebahagian abadi kita masing-masing. Tapi jikalau Tuhan memang hendak menjodohkan kita agar saling menjaga dan melengkapi, saya percaya keikhlasan yang saya sedang bangun inilah yang akan mengetuk pintu hatimu untuk kembali pada mimpi kita. Bagiku Tuhanlah yang lebih tahu segalanya.

Friday, October 18, 2019

SATU SISI WANITA

Jikalah malam tiada berbintang, manalah indah malam sesunyi ini. Jikalah embun tiada menitik, manalah segar daun di pagi hari. Jikalah aku jauh darimu, kemana hendak kucari kebahagiaan sejati. Sedangkan Engkau yang menurunkan kebahagiaan ke dalam jiwaku ini. Ternyata begitulah kehidupan. Tak selamanya dipenuhi bunga-bunga kebahagiaan, tidak pula  selamanya dalam kesulitan. Seperti matahari yang terbit dan tenggelam. Seperti siang yang bergantian dengan malam. Semuanya berputar dan bergantian.
Hanya saja, sebagai seorang wanita, terkadang hati ini rapuh. Adakalanya ia membutuhkan seseorang yang kuat, yang menjaga kedamaian jiwanya, yang menentramkan resah hatinya. Ada saat-saat dimana diri ini ingin menangis mencurahkan segala isi hati di pelukan sang kekasih. Ya, wanita memang dianugerahi air mata agar ringan beban deritanya. Ketika dada sesak menahan emosi, air mata itu  menguraikannya. Ketika kesedihan menggetarkan hati, air mata ini menenangkannya. Begitu pula ketika berbahagia, air mata ini menetes tanpa kuasa menahannya.

Monday, October 14, 2019

KUDA MASIH TAK BERSAYAP DAN PELANGI PUN BELUM BISA DIDAKI

Aku memang tak terlalu pintar menyampaikan isi hati. Mungkin kata-kata yang kau temukan di sini tak begitu memiliki arti. Ini hanyalah kumpulan alasan mengapa aku masih saja mencintaimu sedalam itu, hingga saat ini, detik ini. Namun, aku berharap kau mau meluangkan waktu untuk membacanya. Semoga kau suka. Itu saja.
Meski kita sudah berjalan sekian lamanya, rasa yang mendatangiku di saat-saat awal perjumpaan kita masih ada. Seberapa lama jalinan kita sudah teranyam? Aku sudah lupa, tak menghitung berapa ratus hari hingga berapa milyar detik kita sudah berbagi rasa. Memang aku tidak termasuk dalam golongan gadis romantis. Aku tak menandai kalenderku dengan spidol merah maupun memenuhi buku harianku dengan namamu di hari pertama kita bersua. Di kala kita telah menjalin hubungan, aku juga tak menghitung jumlah hari, demi membuat perayaan jalinan tiap bulan. Bertemu denganmu dan menekuni parasmu merupakan berkah tak terkira.
Sayang, walau aku tak terlalu mengingat jumlah hari dalam hubungan kita, namun tentu aku tak bisa lupa pada detik pertama hatiku diketuk dan kamu mulai memanjat masuk. Kau benar-benar lihai membuat celah hatiku bersemi senang. Membuat tiap jengkalnya menyambutmu dan mengakui namamu sebagai pemiliknya. Hanya cinta dengan dibalut kesederhanaan yang kau bawa serta. namun mampu membuatku mabuk dengan begitu kepayang dan jatuh dengan begitu dalam.
Memang kita tak selalu bersisian. Kata-kata pedas juga pernah saling terlempar. Namun, kita bisa cukup dewasa untuk memaafkan. Jatuh cinta bukan berarti jaminan hari-hari yang kita lalui selalu bahagia bak dongeng buku cerita. Kuda masih tak bersayap dan pelangi belum juga bisa didaki. Begitu pula ego yang ada di kepala ini seringkali menunjukkan diri. Mengingatkan bahwa kita ini masih manusia biasa yang menapaki bumi.
Lempar kata yang dibalut dengan nada marah sering kita kecap. Untuk sementara bertekuk lutut pada keegoisan dan mempersilahkannya menggerus fondasi yang sudah kita susun rapi. Tak apa sayang, toh bukankah jatuh cinta tidak selalu bahagia? Bukankah ketika mereguk cinta, kita juga harus rela mencicip sakit serta kecewa yang membuat hati ini sering mati rasa?
Rasa jemu juga satu-dua kali ada, namun tetap saja kadar cintaku masih memiliki takaran yang sama. Tak hanya marah, rasa jenuh juga kadang singgah. Sekali lagi kita hanyalah sebiasa-biasanya manusia. Kau dan aku tentu kerap ditebas rasa jenuh berkali-kali. Namun, kita, terlebih aku, bagai manusia bebal yang sudah hilang akal. Rasa jemu tak pernah membuatku memalingkan muka darimu. Ketika jenuh menginjakkan kakinya untuk mampir sejenak, aku memang membutuhkan waktu untuk menyibukkan diri. Demi menjaga hati ini supaya tetap mengaminimu sebagai pemiliknya. Dan tiap kali rasa berlalu pergi, hatiku selalu saja kembali menggilaimu seperti semula. Sungguh sayang, rasa jenuh tak mampu mengelabuiku untuk mengurangi porsi rasa cinta yang kumiliki.
Aku selalu mencintaimu dengan porsi yang sama, dengan hati penuh. Bahkan tabiat burukmu yang pasti kau punya sebagai manusia tak membuatku hilang rasa. Kamu tetaplah pria yang kupuja. Sampai detik ini sudah berapa kali kau menunjukkan sosokmu yang sebenar-benarnya? Aku tak pernah dengan berhati berat meladeni segala tindak tandukmu. Aku menerima baikmu berikut dengan sifat buruk yang melekatimu. Tak apa kau sering terlambat menjemputku, bukankah aku juga sering merepotkanmu dengan ini itu? Aku pun tak pernah mempermasalahkan pribadimu yang dingin dan jarang melempar kata sayang.
Aku sungguh paham bahwa kau mencintaiku dengan caramu sendiri. Tanpa banyak kata kau sigap membantuku saat aku mulai kepayahan. Ya, tanpa banyak kata, kau menunjukkan cinta. Sungguh, tabiat burukmu justru membuatku makin memujamu, lagi dan lagi. Tanpa henti. Entah kamu akan menaruh percaya atau tidak, aku masih memandangmu dengan tatapan yang sama, kala aku pertama kali jatuh cinta.
Apakah kau sudah hampir mati bosan membaca tulisanku yang tak karuan ini? Tenang saja, kau sudah memasuki penghujungnya. Sayang, entah kau akan mempercayaiku atau bahkan mungkin menerka bahwa aku ini pembual ulung, namun yang pasti aku ingin kau tahu bahwa hingga hari ini aku masih memandangmu dengan tatapan yang sama. Ya, tatapan meremang kala aku menyadari bahwa kau sudah mengambil alih hatiku. Percayalah, dari detik hati kita terpaut hingga hari ini ada, aku masih saja mencintaimu dengan begitu rupa. Sedih, jenuh, marah tak pernah berhasil menggilas rasa yang kupunya.

Tuesday, October 8, 2019

BAGAI SENJA YANG DITELAN KEGELAPAN

Teruntuk kamu yang telah terlanjur aku cintai. Memang, yang aku tahu cinta itu indah bak taman bunga yang sedang bermekaran. Memang, yang aku tahu cinta itu menyenangkan, layaknya mendapatkan hal baru yang telah didambakan. Namun rasanya, semua itu berubah saat aku tahu aku menggengam hal yang seharusnya tak aku genggam, yaitu kamu.
Aku tak pernah menyalahkan rasa cinta yang kupunya, hanya saja terkadang aku tak bisa sadar. Seharusnya aku tak percaya terlalu awal bahwa cinta tak pernah mengkhianati pemiliknya.
Kamu, seperti senja. Indah, namun hilang di telan kegelapan. Ya, kamu hilang di telan oleh rasa sakit dan kecewa yang kupunya.
Aku tak pernah tahu, bahwa mencintaimu akan sesakit ini. Seperti layaknya di medan perang, aku adalah pasukan yang siap mati demi memperjuangkanmu. Sedangkan dirimu hanya menunggu untuk kuperjuangkan. Yang aku tahu, cinta memang harus sama–sama berjuang, namun dalam hal ini aku hanya berjuang sendiri, dan aku terlalu takut menerima kenyataan bahwa aku memiliki cinta sendiri, bukan berdua bersamamu.
Terkadang, aku hanya ingin perasaan ini berada pada tempatnya, pada rumahnya yang seharusnya, yaitu dirimu. Namun, sepertinya perasaan ini sudah ditolak saat dalam perjalanan ke rumah untuk membuktikan cintanya. Dan mengharapkanmu untuk mencintaiku rasanya sulit.
Seperti tali yang tiba-tiba dipotong lalu disatukan kembali, memang menyatu tapi seperti dipaksakan. Seperti itulah perasaanku, pupus tanpa harapan dan seperti dipaksakan. Padahal aku tahu, bahwa dirimu telah pergi terlebih dulu. Aku terlalu peduli padamu, padahal diriku sedang berada dalam posisi yang menyakitkan.
Aku tak pernah berharap banyak, sebab aku tahu semua harapanku hanya goresan kecil tak berarti dan mimpi-mimpi semu yang tak akan terwujud. Tapi setidaknya, biarkan aku melihatmu dan memelukmu meski hanya dalam diam. Biarkan aku menerima kenyataan bahwa ini hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Memang sulit, memang sakit, tapi setidaknya berada dalam pelukmu untuk terakhir kalinya mampu menyadarkanku bahwa kamu bukanlah hal yang harus kugenggam lebih lama.
Dari awal, memang, tak seharusnya aku berharap lebih pada rasa cinta yang aku punya untukmu. Memang, tak seharusnya aku percaya bahwa kamu akan menjadi milikku. Memang, tak seharusnya aku menolak kenyataan bahwa aku berada dalam posisi cinta bertepuk sebelah tangan. Dan memang, tak seharusnya aku menggenggam hal yang tak seharusnya aku genggam dari awal, yaitu dirimu.

Thursday, September 26, 2019

Bisu

Aku menulis ini bersama rasa sakit yang tidak benar kamu pahami. Berujung pada perasaan yang tidak berhasil kamu tebak. Sebenarnya kamu ngerti nggak sih? Perjuanganku juga butuh kepedulianmu. Entah km terlalu bodoh untuk menilai atau terlalu egois memaklumi. Yang aku lakukan hanya berusaha untuk bertahan. Berusaha bertahan yang seharusnya aku lepaskan. Kamu masih begitu dengan omonganmu, dengan tingkahmu yang tak pernah berubah. Kenapa hanya diam dan bisumu yang aku dapati dihari-hari kebersamaan kita ini. Kenapa?

Sunday, September 15, 2019

Prajurit yang Tak Bernama

Kau adalah kumpulan doa-doa yang paling aku cintai. Tumpukan rasa rindu yang tak bisa di ungkapkan dengan kata, hanya bisa di ungkapkan dengan doa. Aku bisa apa selain mendoakanmu? Doaku adalah cintaku dan cintaku adalah diamku. Dan jika memang cinta dalam doaku itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap menjadi sebuah doa. Aku mencintaimu dalam doa, dengan isyarat yang tak kan pernah tertangkap oleh indera.  Aku tahu ini adalah sebuah kesalahan, namun aku dibuat tak berdaya oleh rasa ini. Berdoa, menjadi caraku untuk mencintaimu. Diamku pun menjadi cara  mencintaimu. Cintaku ini aku titipkan pada Allah Ta'alaa. Sebab hanyalah Allah yang maha menjaga, di kala kita saling berjauhan, dikala aku memendam rindu ingin bertemu, Allah menjaga dengan menenangkan hatiku. Melalui doa, aku meminta Allah menjagamu. Aku rela jika kau tak mengenalku, tapi aku mau kau mengenal hatiku. Sebab bisa mengenalmu, bagiku sudah syukur. Dan memilikimu adalah harta yang paling berharga dalam hidupku. Tetapi, untuk saat ini aku belum pantas kau cintai. Aku masih menjadi prajurit yang tak bernama. Aku tidak seanggun ratu. Ya, aku masih seorang prajurit, prajurit yang sedang berjuang di medan perang. Saat ini, cinta diamku sama dengan cinta dalam hati. Cinta dalam hatiku sama dengan cinta tak harus memiliki. Aku tidak bisa memiliki fisik, aku cuma bisa menjaga jasadmu melalui doa. Aku selalu berdoa, semoga Allah selalu menjaga cinta ini. Walaupun aku tak bisa beri apa-apa yang kau doakan, yang aku bisa lakukan hanya mengaminkan apa yang kamu doakan itu. Kau harus tau, kau adalah kumpulan doa-doa yang paling aku cintai. Sebab dengan mendoakanmu artinya aku memelukmu dan menjagamu dari jauh. Tidak seperti dia, yang senantiasa memegang erat tanganmu, yang senantiasa selalu berada di sisimu. Aku hanya bisa diam dari kejauhan, karena dalam diamku tersimpan kekuatan dan harapan. Hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata.Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap pada-Nya? Dan jika memang cinta dalam doaku itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap dalam doa. Jika kau memang bukan milikku, biar waktu yang akan menghapus cinta dalam doaku itu dengan memberi rasa yang lebih indah pada orang yang tepat. Biarkan cinta dalam doaku itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatiku. Aku hanya bisa terus mendoakan yang terbaik untukmu. Terus lakukan apa yang menurutmu baik, aku yakin saat ini kamu sedang melalukan yang terbaik untuk hidupmu dan masa depanmu. Walaupun saat ini aku dan kau belum dipertemukan untuk bersatu, aku hanya bisa mengatakan kau adalah kumpulan doa-doa yang paling aku cintai.

Saturday, September 14, 2019

Semoga Akulah yang Mendampingimu di Masa Depan

Walau Jadi yang Kesekian, Semoga Akulah yang Mendampingimu di Masa Depan. Hai, kamu yang sudah mengisi hari-hariku. Mohon jangan tertawa ketika kamu membaca  ini. Aku menuliskannya sebagai bukti bahwa perasaan yang ku punya memang tak pernah padam, dari hari pertama kita menjalin kedekatan hingga sekarang. Hari-hari yang kita lalui selalu diisi tawa yang selalu bisa membuatku berbunga. Kamu pun selalu ada dan siap menjadikan lontaranku kian sempurna. Berdua denganmu membuatku mampu menikmati apapun yang ditawarkan oleh dunia. Kata cinta juga tak lagi cukup untuk menggambarkan rasa menggebu serta kebun bunga yang tersemai rapi di hatiku. Berlebihankah jika aku ingin menjadi pendampingmu di masa depan? Aku memang bukan yang pertama kali menapaki ruang hatimu. Sebelumnya, ada yang lain yang pernah di sana lebih dulu. Aku tahu, aku bukanlah manusia pertama yang mengetuk dan masuk untuk kemudian menjelajah semua ruangan yang ada di hatimu. Dulu, aku sempat kebingungan karena tak menemukan kunci untuk membuka gerbangnya. Aku paham, kamu sudah terlalu lama menutupnya hingga lupa menyimpan kuncinya yang entah berada dimana. Usahaku untuk sabar menanti pun ternyata tak sia-sia. Lama kelamaan pintumu terbuka sempurna dan aku bisa masuk ke dalamnya. Saat aku masuk, tahukah kamu bahwa ruangannya terlihat amat kosong, usang, dan berdebu? pikirku pasti pemilik terdahulu telah lama meninggalkannya. Aku pun memutuskan untuk menjelajah setiap jengkal ruangannya, setiap koridor, hingga sudut tersempitnya. Demi memastikan bahwa tak ada barang atau kenangan tertinggal dari pemilik sebelumnya. Namun, aku menemukan beberapa goresan luka dalam yang telah mengering sempurna. Ah, sesakit itukah luka yang pernah kamu rasakan dulu? Aku tahu, ada banyak manusia berjenis kelamin wanita yang pernah masuk ke dalam hatimu. Entah itu mereka yang hanya melihat-lihat, menumpang berteduh, berlalu lalang, hingga memutuskan untuk bersemayam sejenak di sana. Tak apa, itu semua memang bagian dari perjalanan serta proses pendewasaan. Aku tidak menabung cemburu, mungkin justru tanpa kehadiran mereka dulu, tak akan kutemui sosokmu yang sekarang. Dirimu yang paham membaca isi kepala wanita pun pandai menjaga hati kaum hawa.  Pantaslah jika aku menghaturkan terima kasih kepada para wanita yang pernah ada di hidupmu. Mereka telah berjasa, menjalankan peran mereka secara sempurna. Menjadikanmu sosok baru yang dewasa karena banyak makan asam garamnya dunia asmara. Aku bukan wanita yang bisa selalu membuatmu tertawa. Kadang, aku juga dilibat emosi dan sering ingin menang sendiri.  Aku memang hanya membawa setoples kesederhanaan saat mendatangi ruang hatimu. Tidak ada kesempurnaan yang turut kubawa serta. Ya, aku hanyalah gadis paling biasa yang kau temui dan memutuskan untuk bersemayam di sana. Aku merasa nyaman tinggal di dalam lipatannya. Hatimu hangat, memiliki permukaan yang lembut, dan bagaimana bisa aku hanya lewat seperti angin lalu? Sayang, tanpa kesempurnaan, aku pun seperti gadis pada umumnya. Aku sering ditenggelamkan emosi yang membuatku sering ingin menang sendiri. Membuat jalinan kita yang tadinya rapat menjadi berjeda. Kita menyimpan marah, melontarkan emosi, hingga saling resah. Tanpa kusadari aku telah mengguratkan luka baru menganga di permukaan hatimu. maafkan aku sayang, aku tak tahu jika ternyata aku bisa menjadi setolol dan sekejam ini. Membabi buta merusak rumah yang sekarang menjadi tempatku bernaung dan sedia memberikan kehangatan. Membuatku melumat habis tiap jengkal lipatannya. Seharusnya aku bisa lebih sabar dalam bersikap, tidak mudah menyerah kalah pada rasa amarahku. Seharusnya aku menjaganya dan bukan malah  menabur luka.  Namun, kamu harus tahu bahwa aku akan berusaha sekuat daya untuk membuatmu bahagia. Kamu juga perlu tahu bahwa di tiap nafas yang kuhela, aku terus berdoa. Aku berjuang sekuat daya untuk membuatmu bahagia. Memantaskan diriku sendiri untuk layak bersanding di sisimu. Mengurangi segala tabiat buruk yang mampu menyakitimu. Aku berjerih payah untuk meluki senyum bangga di parasmu. Di balik ketidaksempurnaanku, aku juga memiliki keyakinan yang dalam untukmu. Aku yakin bahwa hatimu merupakan rumah yang paling pas dan nyaman untukku. Ruangannya lapang, membuatku bebas melakukan segala kegiatan. Banyak jendela yang membuatku mampu menghirup udara dalam-dalam. Bahkan tak kutemui rantai cemburu yang siap membelit kakiku. Ya, kau memang menghargaiku seperti kau menghargai dirimu sendiri. Kau memberikan kebebasan penuh padaku, supaya aku bisa sebebas-bebasnya mengejar mimpi, bahkan kaulah alasanku untuk bisa terlontar ke angkasa untk sebuah bintang. Aku memang milikmu, namun kemudian tidak lantas membuatmu membatasi kebebasanku dan mengatasnamakan cinta. Karena itulah, tekadku sudah bulat, aku ingin menjadi penghuni terakhir di ruang hatimu dan aku sedang mengusahakan untuk itu. Aku berdoa, semoga nantinya akulah wanita terakhirmu yang akan menyandang nama belakangmu dan menjadi ibu dari anak-anakmu. Doa yang kulantunkan tiap petang juga jauh dari keistimewaan. Hanya keinginan sederhana yang tertimbun di sana. Aku tidak ingin menjadi wanita yang serba bisa dan sukses dalam segala hal. Aku tak pula meminta harta berlimpah sehingga bisa membeli barang-barang mewah. Doa yang kupanjatkan tiap malam hanyalah supaya aku bisa mengiringi langkahmu di masa depan. Semoga akulah yang menggandeng lenganmu dan menautkan jemari kecilku ditanganmu sebelum akhirnya kita mengucap janji sehidup semati. Semoga aku lah yang menjadi penghuni terakhir dari hatimu. Semoga selamanya aku akan tinggal di dalamnya, dililit dengan kehangatan dan diselimuti dengan lembutnya dinding2 hatimu. Sekali lagi kunaungkan asaku, Bolehkah jika aku memiliki keinginan menjadi wanita terakhir untukmu?  Semoga keinginanku ini tidak berlebihan dan semoga kamu pun mengiyakan.

Sunday, September 8, 2019

TERUNTUK KAMU YANG PERNAH SINGGAH DI HATIKU

Aku sudah lelah diam demi ketentraman hati dan sudah lelah berdebat denganmu, oleh karena itu aku diam, aku tidak ingin memberikan kata-kata yang pada akhirnya timbul perdebatan yang tiada habisnya. Ku tuliskan setiap kata yang akan mewakili diamku selama ini. Bagaimana semua ini bisa terjadi? kau bertanya padaku mengapa aku pergi? dan ketika aku menjelaskannya tentang kepergianku kau tuduh bahwa aku hanya ingin mengumpulkan semua keburukanmu, lalu ketika aku diam kau justru selalu menghantamku lewat kisah cintamu dengannya yang kau bagi dengan ribuan orang di dunia mayamu. Maaf bila kau anggap ini hanya sebagai pembelaan diri maka anggaplah demikian. Aku berterima kasih atas semua perjuanganmu yang telah kau ukir dalam hidupku, masih aku ingat dengan rambut sebahumu dan asap rokok yang menggumpal saat pertama bertemu membuatku takut sedemikian rupa sehingga dengan susah payah kau mencoba untuk membuka ruang dihatiku tapi tak juga bisa karena aku menutup semua pintu pada saat itu. Bulan pun berganti, dan akhirnya kamu berhasil menembus hatiku. Hari demi hari kujalani seperti biasanya dan tiba suatu masa kau datang lagi disaat aku memerlukan bantuan tentang pilihan hidup yang akan aku ambil. Yah kau membantuku pada saat itu dengan segala usahamu, padahal jelas itu sakit membantu orang yang kau cintai demi pilihan hidupnya. Dari peristiwa itu, aku sedikit tergugah dengan cinta yang bersemayam dari mu dulu sampai sekarang. Aku merasakan betapa tulusnya cinta. Interaksi yang berkepanjangan mulai berasa nyaman dan terlarut dalam canda tawa yang memang tidak dibuat buat. Peristiwa malam itu pun terjadi, pertikaian yang membuat batinku terguncang pada saat itu, lebih tepatnya dua dua "aku dan kau" terguncang. Emosi yang semakin memuncak diantara keduanya sama2 membuat kita terhempas. Memang ini bukan pertikaian yang pertama namun pertikaian malam itu sudah sampai dititik puncak sehingga aku harus mengeluarkan statement bahwa kita memang tidak diciptakan untuk bersama. Aku tahu km sudah menjelaskan ribuan kali tentang amarahmu saat itu dan ribuan kali meminta maaf tentang pengkhianatanmu. Sempat pada saat itu aku memaafkannya. Tapi ternyata km mulai makin menikmati kebohongan yang km ciptakan sendiri. Mulai membeberkan kisah yang selama ini km sembunyikan padaku secara diam2. Tapi sayangnya firasatku tak pernah salah. Hingga saat ini kamu justru lihai mempermainkan sebuah kebohongan. Dan saat semuanya aku tau justru kesalahan dilimpahkan padaku. Aku yang salah. Tiada kata yg bisa aku sampaikan lagi, aku memilih pergi bukan karena atas dasar amarahmu pada malam itu, tapi sadarkah kamu ketika masa tenggang itu? namun ketika aku mencoba menunggu dan mempertahankan kamu tapi kamu justru mengangap aku  membuangmu seperti sampah. Aku harus apa? Tentang sampah, Jika memang aku membuangmu seperti sampah mungkin aku sudah mencari penggantimu. Tapi apa yang kau lakukan padaku? kau justru yang memperlakukan aku seperti sampah. Kau permalukanku dengan kesalahanmu di depan orang orang yang saya perjuangkan selama ini. Sakit ketika orang yang aku kira mengenalku dengan baik nyatanya menganggapku sebangsat itu. Sakit rasanya ketika orang yang kupercayai malah tidak mempercayai. Jadi sebenarnya siapa yang kecewa kau atau aku? kau kecewa karena aku memilih pergi yang katamu lari dari masalah. Padahal ini adalah alasan yang masuk akal untuk meredam setiap amarah dari semua orang yang menyalahkanku. Kata-kata yang selalu kau gadangkan adalah kau kecewa karena aku pergi meninggalkan masalah. Sekarang aku bertanya bertahun aku menantimu apa kamu menjaga kepercayaanku? kau justru membantingku, membunuhku, menyayatku dihadapan semua orang. Cinta seperti apa yang kau tawarkan padaku? kau membuatku melambung sekaligus mati karena cinta yang kau tawarkan. Telah kujelaskan padamu tentang ketidaknyamanan, tentang ketidakjujuranmu namun kau masih bergelak dengan kata maaf ini demi kamu. Dan ketika aku memakai kata bahwa sabar dan menunggu hanya sebuah permainan dan kau membantahnya bahwa hubungan kita sudah di titik kepastian. Aku bertanya padamu, jika ini memang titik kepastian kepastian apa ini? Kepastian bahwa selama ini hanya sebuah permainan? Atau kepastian bahwa cinta yang kamu kasih selama ini hanyalah sebuah balas jasa yang berhasil kau bungkus secantik mungkin hingga nampak di mataku seperti sebuah cinta. toh nyatanya penantianku hanya sebuah janji saja. Maaf, jika aku harus mengatakan kau memperlakukan wanita dengan sangat kejam. Tak pernahkah kau berfikir rasanya seperti apa? Coba kau jelaskan padaku mengapa kau ajarkan aku cara membenci dan mencinta disaat yang bersamaan? cinta seperti apa itu? Coba kau katakan sebangsat apa aku hingga membuat semua semurka itu. Katakan kesalahanku selain aku memilih pergi saat kebohongan yang selama ini disebunyikan akhirnya ku tau? Lantas sekarang aku mengulangi pertanyaanku, aku atau kau yang kecewa? Bertahun-tahun aku mencoba untuk mengibarkan cintamu dengan segala perjuanganmu, dan kuakui tak seorangpun dari yang mendekat segigih kau berjuang demi cinta. Kuakui jua bahwa perhatian yang kau berikan sangat menyangjungku. 24 Jam bahkan kau sedia ada untukku bahkan saat aku tidak memerlukan bantuanmu kau malah dengan senyum lebar itu menawariku bantuanmu. Kalau saja waktu itu bisa diulang, aku mungkin tidak akan pernah membiarkanmu membantuku apapun bentuknya jika itu hanya membuat luka. Rasa ikhlas yang kau sanjungkan dulu ternyata kini tidak bisa kau penuhi. Barang barangmu kujaga dengan baik selama 4 tahun ini. Perjuangan yang kau torehkan sebegitu hebat ternyata mengukir kekecewaan yang begitu dalam. Seandainya kau mengerti perasaanku  kau tidak akan menghantamku bertubi tubi dengan kebohongan dan pengkhianatanmu. Aku sadar aku bukan orang yang sempurna. Kau akan menemukan kesempurnaan di diri orang yang lain yang bisa mengubahmu menjadi lebih baik, karena nyatanya aku gagal mengubahmu dan itu berarti aku bukan orang yang tepat. Tapi paling tidak kehadiranmu memberikan aku satu pembelajaran bahwa terkadang perjuangan itu bukan harga mati dalam sebuah komitmen. Ku cukupkan kau menjadi kenangan dan kuharap kau juga mencukupkanku menjadi kenangan atau jika aku tidak pantas menjadi kenangan maka buanglah semua seperti kertas putih tak bertinta. Paling tidak aku berterima kasih atas kenangan terbaik yang kau berikan. Terima kasih atas kenangan akan dinner pasta yang kau janjikan hanya untukku.
Terima kasih atas kenangan tentang fitnes dimana kau rela memasakan menu dietku. Terima Kasih atas kenangan tentang jogja yang begitu luar biasa yang gak akan mungkin aku lupakan saat itu. Terima Kasih atas bunga mawar yang kau beri  dihari specialku. Terima kasih atas pertemuan dengan nuansa kopi yang begitu banyak kenangan, terlebih disetiap tisu yang kau ambil untuk menghapus air mataku. Terima kasih atas kenangan yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu lagi. Maaf kalau ini isinya hanya pembelaan diri, tapi setidaknya ini sudah mewakili diamku selama ini. Lanjutkan hidupmu, sejatinya jika memang aku sebangsat itu, kau pasti akan menemukan orang yang lebih baik dari aku dan itu bukan aku.

Monday, September 2, 2019

BIARKAN AKU BRHARAP KEPADA SANG PEMILIK SEMESTA

Dirimu memang telah pergi dariku. Yang tersisa hanya kenangan dan sebuah keyakinan di hati jika mimpi-mimpi masih bisa terjadi. Memang diriku terlihat sebodoh ini, menunggu tanpa tau pasti kapan kau akan kembali. Takdir saat ini memang tak berjalan dengan baik, tapi ku yakin Tuhan tau mana yang terbaik. Kadang logika mencoba untuk merelakan tapi hati masih teguh dalam pendirian. Perang logika dan hati ini menyiksa, tapi hanya doa yang mampu mendamaikan itu semua. Mulut ini tak henti-hentinya bekerjasama dengan hati dalam doa walau logika selalu mematahkan sebuah pengharapan. Keyakinanku, Logika manusia akan terkalahkan dengan logika Tuhan. Keyakinanku, walau terpaut oleh jarak, badai belum berlalu, masalah yang tak kunjung usai, jika Tuhan sudah berkehendak semua itu pasti akan indah. Keyakinanku, kau akan kembali. Maafkan jika namamu diam-diam masih kupakai untuk berdiskusi dengan Sang Pemilik Hati. Saat ini aku tidak bisa berbuat apa-apa selain merayu Tuhan untuk memohon agar doa-doa tentangmu terkabulkan. Tak ada ragu dan tak akan menyerah aku meminta kepada-Nya. Jika kau melihat bintang dilangit, itu tak sebanding dengan banyaknya do’a yang ku minta kepada-Nya. Berharap Tuhan tidak pernah bosan mendengar doa-doa yang terus menerus kuucapkan. Aku berharap, cerita cinta ini akan berakhir seperti Adam dan Hawa. Tuhan yang memisahkan lalu mempertemukan. Sebuah kerelaan yang sangat besar ketika  semesta memisahkanmu dariku. Jangan cegah aku untuk berharap kepada Sang Pemilik Semesta. Aku tidak melakukan apa pun selain meminta kepada-Nya. Aku tidak mencarimu tapi yang kucari hanyalah Dia. Aku tidak berharap kepadamu tapi aku hanya berharap kepada-Nya. Berharap, semesta mempertemukanmu lagi dengan diriku. Aku akan selalu mencintaimu dengan caraku. Mencintaimu dalam diam dan mengagumimu dalam lirihnya doa malam. Selalu kutunggu dan kubiarkan kuasa Tuhan yang bekerja.  Mungkin perjuanganku tak sama seperti kebanyakan orang yang mencari lalu berhenti ketika orang yang dicintai tiba-tiba pergi. Aku tak seperti mereka. Aku berbeda. Aku tidak mempunyai nyali seperti mereka, yang aku punya hanyalah Tuhan yang mampu membolak balikan takdir seseorang. Jika nanti memang takdir masih belum berpihak baik kepadaku, aku tak menyesali waktu ku yang kuhabiskan untuk mendoakanmu. Karena kuyakin, tidak ada doa yang sia-sia.

Friday, March 1, 2019

RUANG LINGKUP JURNALISTIK

  Pada umumya setiap organisasi memiliki ruang lingkup. Ruang lingkup jurnalistik meliputi manajemen redaksional , manajemen bisnis, manajemen percetakan. Delain itu apabila dilihat dari lokasi beredarnya suatu media ruang lingkup jurnalistik meliputi lokal, nasional, regional, dan internasional. Sedangkan apabila ditinjau dari bidang tugas atau illmu yang disampaikan ruang lingkup jurnalistik meliputi bidang sosial, hukum, kriminal, pendidikan, kesehatan, olahraga, hobi, eknomi, sosmas, dan masih banyak lagi yang belum disebutkan. Padiciti Hotel 
Dalam manajemen redaksional terdiri dari orang-orang yang memiliki jejang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dari yang rendah hingga yang tertinggi. Ada wartawan kota atau reporter kota, ada wartawan daerah atau koresponden. Sebelum menjadi koresponden karyawan jenjang atau tingkat yang harus dilalui yaitu calon koresponden , koresponden lepas, koresponden tetap, dan akhirnya koresponden karyawan. Sedangkan dikantor pusat ada asisten redaksi, redaktur, wakil redaktur pelaksana, sekretaris, litbang, redaktur pelaksana, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi. Di depatremen ini ada aspek sumber daya manusia dan system pengelolaan atau manajemen.

Thursday, February 28, 2019

PRINSIP-PRINSIP JURNALISTIK

Dalam jurnalistik untuk mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan prinsip-prinsip yang mendasari keseluruhan jurnalistik prinsip-prinsip jurnalistik antara lain meliputi :
KecepatanJurnalistik menganut prinsip kecepatan. Ekcepatan yang dimaksud adalah informasi dapat segera diterima oleh wartawan dan cepat disebarluaskan melalui media massa. Kecepatan wartawan untuk meliput suatu peristiwa atau memperoleh berita sangat dipengaruhi oleh kemampuan wartawan itu sendiri. Kemampuan yang dimiliki ileh wartawan diperoleh mealalui pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki serta pengalaman yang dimiliki oleh wartawan itu.
Ketepatan, Ketepatan suatu media massa dalam menyajikan berita akan menarik orang untuk membaca meria tersebut. Ketepatan dalam menyajikan berita ini dipengaruhi oleh kerja sama yang baik antara manajemen redaksional, manajemen bisnis, dan manajemen percetakan. Kelemahan salah satu dari ketiga bagian ini tentu akan mempengaruhi ketepatan media massa untuk menyajikan berita.
Kompetensi, Kompetensi diartikan sebagai kemampuan orang dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan orang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang dimiliki dan juga pengalaman. Perlunya berbagai latar belakang disiplin ilmu baik sosial, ekonomi, politik, hukum dan lain-lain. Dengan berbagai masa disiplin ilmu akan membantu dalam menganalisa permasalahan yang sangat kompleks yang ada di masyarakat. Semakin mempunyai banyak pengalaman serta latar belakang pengetahuan yang dimiliki, menjadikan orang tersebut semakin kompeten tugasnya.
Penekanan, Penekanan dii sisni diartikan sebagai masalah pokok yang ingin disajikan dan diulas dalam media massa. Masing-masing media dapat memberikan penekanan masing-masing sesuai ciri khasnya. Apakah suatu media akan menekankan beritanya soal sosial, ekonomi atau yang lainnya. Penekanan informasi yang disampaikan itu akan membuat orang mencari khasnya sendiri-sendiri.
Loyalitas, Loyalitas ini sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya suatu badan usaha. Loyalitas dalam penerbitan jurnalistik meliputi baik mulai dari wartawan yang meliput berita sampai dengan orang –orang yang menyebarkan hasil cetakan penerbitan media massa. Loyalitas seseorang dalam menjalankan tugasnya ini bisa dipengaruhi faktor dari dalam orang itu sendiri maupun dari luar yang berupa manajemen yang diterapkan atau diberlakukan dalam perusahaan itu. Manajemen yang baik akan mendorong seseorang untuk terus loyal terhadap tugas-tugas yang diembannya.
  
Kelayakan, Kelayakan menjadi salah satu prinsip dalam jurnalistik. Kelayakan disini menyangkut informasi yang diterima redaksi. Apakah suatu berita atau informasi layak dimuat untuk diberitakan kepada massa tergantung penilaian bagian redaksi. Mengingat media massa merupakan media yang dinikmati oleh khalayak umum maka kelayakan suatu informasi atau berita untuk dimuat berdasarkan standar umum yang menyangkut orang banyak bukan kepentingan orang tertentu. Kelayakan suatu berita untuk dimuat juga bisa dipandang dari segi moral seperti tidak melukai pribadi orang atau kelompok tertentu, tidak menghasut, bahasanya yang santun dan sebagainya.
Prioritas, Prioritas juga menjadi prinsip penting dalam jurnalistik. Prioritas sangat diperlukan dalam mencapai tujuan. Seringkali suatu perusahaan penerbitan pers yang mempunyau alat cetak sendiri disamping untuk mencetak media masa kadang juga untuk usaha lainnya. Pada situasi tertentu sering terjadi kesamaan waktu untuk naik cetak. Dalam situasi seperti itu maka perlu prioritas dalam usaha percetakan yaitu mendahulukan mencetak media massa sebagai tujuan dari perusahaan dan itu juga menyangkut orang banyak supaya berita dapat dinikmati banyak orang dengan cepat dan tepat. Otten Coffee




 


PENGERTIAN JURNALISTIK

Berdasarkan etimologi kata jurnalistik berasal dari Bahasa Belanda Journalistiek dan dari Bahasa Inggris  journalistic atau jornalisme, yang berasal dari kata journal yang berarti catatan harian. Sedangkan dalam Bahasa Latin diurnal yang berarti hari atau setiap hari. Dalam Bahasa Perancis du jour yang berarti hari. Sehingga jurnalistik dalam Bahasa Perancis berasal dari kata  journal yang artinya catatan harian.
Istilah jurnalistik juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang merupakan suatu proses mengumpulkan, menyiapkan, menyebarkan berita melalui media massa. Kata jurnalisme sendiri pada awalnya digunakan untuk laporan yang dimuat dalam media cetak. Namun dalam perkembangannya dengan adanya penemuan radio dan televisi pada abad XX penggunaan istilah jurnalistik mencakup media elektronik.
Menurut Mac Dougalla journalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa.
Menurut KBBI istilah jurnalistik berarti menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.


Tuesday, February 26, 2019

MENGAPA KITA SULIT MENULIS?


Bukan Perkara Mudah!
Menulis bagi orang kebanyakan mungkin bukan perkara mudah ini bukan soal yang bersangkutan tidak mau atau tidak mampu, mungkin karena belum memulai atau belum terbiasa saja. Bagi orang tertentu, menulisa menjadi sebuah keharusan, tradisi, pekerjaan, hobi, atau untuk keperluan tertentu.
Menulis merupakan kegiatan menyampaikan ide, gagasan, aspirasi, pendapat, tanggapan, argumentasi, atau informasi secara tertulis kepada orang lain. Dari sebuah tulisan, orang akan memperoleh informasi, inspirasi, pendapat, atau pengalaman dari si penulis. Menulis merupakan kompetensi dasar yang bisa dimiliki oleh siswa pendidikan dasar. Kita mengenal istilah “calistung”, kepanjangan dari membaca, menulis, dan berhitung. Pada dasarnya, ketiga hal itu memang dapat saling terkait, meski orang boleh saja emilih salah satu diantaranya untuk digeluti pada awalnya.
Siapa saja yang mau dan mampu boleh menulis. Tidak ada larangan bagi siapa saja yang menuangkan ide dan gagasannya secara tertulis. Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Tulisan untuk diri sendiri kita mengenal buku agenda harian sebgai media. Kiranya tidak perlu ada aturn ini itu. Namun tulisan untuk orang lain apalagi yang dimuat di media publik di media publik atau media buku, tentu memiliki aturan atau persyaratan tertentu.
Selain kita bisa menulis melalui media pribagi (agenda dan atau blog) kita bisa menulis di media internal, media massa, menulis lomba tulisan atau media buku. Untuk media internal dimulai pers sekolah, pers kampus, media korporat, sampai media komunitas. Untuk media masa ada mmedia crtak, media elektonik, dan mullti media. Untuk media lomba tulis maksudnya adalah lomba kepenulisan bidang fakta, opini atau fiksi. Sedangkan  media buku, selain buku cetakan ada juga buku elektronik.
Banyak pilihan waktu yang bisa kita pakai  untuk kita menulis. Pertama, “sekarang” adalah waktu yang tepat untuk menulis. Artinya, kalau sudah ingin menulis maka segera menulis saja. Selanjutnya terserah kita boleh nanti, esok, minggu depan atau kapan-kapan, atau sesuai dengan momentum pribadi  atau news peg bulanan sepanjang tahun. Untuk news peg misalnya Hari Kartini, Hari Kemerdrkan RI, Hari Pahlawan, dan lainnya.
Pada dasarnya kita menulis untuk memberi sesuatu kepada orang lain  yang membaca. Sesuatu itu tentang informasi, aspirasi, pendapat, aargumentasi, solusi, dan sebagainya. Sebaiknya kita menulis juga dalam rangka memperoleh sesuatu atau nilai tertentu.
Menulis memang ada teorinya, strategi, aturan main, dan sebagainya. Bagi yang belum pernah menulis, bisa belajar kepada seseorang, lembagaatau contoh karya orang lain. Selebihnya lakukan saja, mulai saja, dan tetap semangat untuk berkarya. Soal tulisan kita baik atau tidak, dimuat atau tidak dimuat, menang atau kalah, tidak masalah yang penting terus berproses, terus berkarya, dan tetap semangat.
Dimulai Dari Diri Sendiri
Dalam era sekarang ini, siapa yang tidak tahu dan mengena produk budaya bernama buku? Siapa saja yang sudah tersentuh lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan informal, formal dan nonformal pasti berhubungan dengan buku.
Bicara buku tentu tentang penulis, pembaca, peresensi, penerbit, percetakan, perpustakaan, toko buku, dan lain sebagainya. Bebebrapa kegiatan diselenggarakan untuk menumbuhkan minat baca dan minat menulis buku misalnya lomba mendongeng, lomba meresensi buku, menulis buku, lomba putra-pitri buku, dan sebagainya.
Dinamika penulisan, penerbitan, meresensi, membaca buku di Indonesia memang sudah berjalan. Perputaran uang dalam dunia perbukuan kita tentu ga tidak sedikit. Namunsejauh mana buku benar-benar telah menjadi bagian penting bagi setiap insang yang ingin maju.
Kalau ada kritik atau pendapat bahwa kita adalah bangsa nol buku artinya kemauan dan kemampuan membaca buku kita rendah. Barangkali tidak bisa terlalu disalahkan. Kalau kemauan membaca buku masih rendah, bagaimana dengan kemauan dan kemampuan untuk menulis buku kita? Tentu lebih memprikatinkan lagi.
Memang peresensian buku dan penulis buku selama ini sudah ada. Mungkin juga jumlahnya meningkat. Tapi apa salahnya kalau secara kuantitas dan kualitas ditingkatkan? Siapa yang boleh , dapat atau harus meningkatkan kualitas dan secara kuantitas dan kualitas kemampuan menulis buku seseorang? Hendaknya setiap orang bersedia menjadi guru bagi sesama, dan setiap rumah menjadi sekolah bagi siapa saja seperti yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara.
Media yang pertama dan sederhana yang dapat dipakai untuk belajar menulis adalah buku agenda harian karena penulis, pembaca, editor tulisan adalah kita sendiri. Menulis dalam buku agenda harian memang cocok bagi calon penulis atau penulis pemula. Namun jangan heran kalau penulis senior atau siapa saja mau menulis dalam buku agenda harian. Buku ini bisa buku tulis biasa atau kalau perlu yang lebih sederhana lagi. Karena yang terpenting kita dapat menulis secara rutin  konsisten, nyaman dan aman. Menulis dalam buku agenda harian juga tidak harus banyak halaman. Boleh hanya satu alenia atau bahkan satu kalimat saja. Banyak yang bisa kita peroleh dari kebiasaan menulis di agenda harian  misal saja perasaan merasa lega, media belajar, media komunikasi, dan sebagainya.

Monday, February 25, 2019

Rahasia Sukses Membuat Berita Bagi Wartawan Pemula



Oleh : Y.B. Margantoro

Berbicara sukses adalah berbicara sebuah strategi, proses, dan hasil. Strategi adalah cara untuk mencapai suatu tujuan. Boleh dikata, tidak ada orang yang mau gagall atau tidak sukses, yang ada kebanyakan adalah gagal berencana atau tidak melakukan perencanaan dengan baik.
Proses adalah sebuah perjalann karya yang harus dijalani, suka atau tidak suka. Daya tahan seseorang untuk memperoleh hasil terletak pada proses ini. Tidak semua orang mau bersusah payah menjalani proses. Namun ada juga yang mau melakukan. Padahal, hasil yang baik atau maksimal, tidak mungkin instan.
Hasil adalah pencapaian yang diharapkan oleh orang atau organisasi dalam menjalani sebuah perbuatan atau pekerjaan. Hasil yang baik pada dasarnya adalah buah dari perencanaan yang baik.
Membuat berita adalah tugas utama wartawan, terutama wartawan yang organik di media publik. Berita adalah segala sesuatu yang menarik, dan berita yang paling menarik adalah berita yang dibaca/dilihat/didengar sebanyak-banyaknya orang.
Selain wartawan organik media, berita juga bisa dibuat oleh masyarakat umum khususnya organisasi atau lembaga yang permanen dan tidak permanen.
Sedangkan wartawan adalah orang yang bekerja disebuah lembaga pers, yang tugasnya mencari, mengolah, dan menyajikan informasi kepada publik melalui media. Media di sisni adalah media cetak, media elektronik dan multi media. Mungkin masih ada lagi media komunitas, media korporat, dan sebagainya.
Wartawan pemula?
Setiap orang (wartawan) tentu saja pernah menjadi pemula. Dalam Kewartawanaan memang ada istilah wartawan pemula, wartawan senior, dan sebagainya. Tapi yang penting adalah apakah wartawan tetap mau belajar dan berbagi untuk sesama.
Strategi Pertama:
Wartawan membaca koran harian, mendengarkan radio, melihat televisi atau informasi lain. Tujuannya untuk memperoleh ide dasar bagi bahan penulisan beritanya. Ide atau gagasan berita itu penting dimiliki.Selanjutnya, wartawan melakukan koordinasi dengan direktur peliputan untuk penugasan di lapangan. Fokus dan hal-hal apa yang harus dicari dan dikembangkan di lapangan.
Strategi Kedua:
Untuk membuat berita wartawan harus mau terjun ke lapangan. Hampir semua isian media (terutama media cetak) adalah hasil reportase wartawan. Reportase di sini maksudnya adalah kerja lapangan atau kerja melaporkan dan bukan bentuk tulisan fakta (ada berita langsung, berita kisah, dan berita laporan).
Di lapangan kemampuan jurnalistik dan inderawi wartawan diuji. Sejauh mana dia mampu mengakses fakta dan data yang memadai untuk dijadikan tulisan beritanya. Selainmengamati kondisi lapangan, awartawan juga dituntut mampu melakukan wawancara untuk konfirmasi berita atau meminta tanggapan atas sebuah peristiwa.
Strategi Ketiga :
Wartawan melihat ada momentum atau news peg (cantelan berita) apa yang dapat dimanfaatkan untuk membuat berita pada hari itu. Misalnya, hari ini ada peristiwa teragenda apa yang dapat diliput. Atau ada news peg apa, misalnya menyongsoong hari-hari tertentu seperti Hari Buruh Internasional,   Hari pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, dan sebagainya. Tentu saja, wartawan mencari dan mengolah informasi itu tidak tepat pada waktunya. Beberapa hari sebelumnya, wartawan sudah mempersiapkan fakta dan data, dan beritanya dimuat pada hari H momentum itu.
Strategi Keempat :
Banyak peristiwa yang terjadi di luar kota, luar daerah, atau bahkan di luar negeri yang dapat dilokalkan ditempat wartawan itu berada. Misalkan kasus flu babi yang awalnya dari luar negeri, kerena menjadi kasus global dan sudah terjadi korban di dalam negeri kita, maka kasus tu bisa dikembangkan di sini. Dilakukan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan naeasumber berkompeten di sini. Dalam jurnalisme, pengembangan berita yang dianggap menarik dan penting diketahui masyarakat banyak adalah follow up news.
Strategi Kelima :
Bila ada berita yang memiliki kelayakan atau news value  yang tiggi dan secara marketing diharapkan dapat mendongkrak eceran koran di lapangan, maka berita itu bisa diblow up. Tulisan jenis ini namanya blow up news. Dalam blow uo news, dimungkinkan disajikan tlisan utama (vertikal), pendamping (horizontal), dan arahan atau petunjuk (intruksional).
Dalam metode ini pula, pada satu tampilan di halaman koran sama atau di halaman lain, dapat disajikan tulisan berita langsung, berita kisah, dan berita laporan secara serentak. Untuk menyajikan pola ini memang membutuhkan personel wartawan yang cukup dan berkemampuan, koordinasi lapangan dan kantor redaksi yang baik serta sarana prasarana pendukung yang memadai.
Strategi Keenam :
Dalam jurnalisme dikenal istilah (tulisan) talking news, yakni berita yang merupakan hasil wawancara khusus dengan narasumber tentang topik tertentu. Jenis tulisan berita ini bisa berasal dari sebuah pertemuan jumpa pers, media gathering, media visit atau wawancara khusus.
Strategi Ketujuh :
Ada kegiatan atau peristiwa yang patut atau perlu diberitakan sebelumnya, namanya adalah preview news. Artinya berita ini menginformasikan akan dilaksanakan suat kegiatan tertentu oleh lembaga tertentu. Tujuan pemberitaan jenis ini addalah agar publik megetahui kegiatan tersebut dan diharapkan dapat menghadiri atau berpartisipasi.
Strategi Kedelapan :
Ada kegiatan yang patut diberitakan sesudah peristiwa dimaksud terjadi. Jenis tulisan ini adalah review news.
Strategi Kesembilan :
Organisasi permanen atau tidak permanen pada dasarnya dapat mengirimkan berita ke media masa dengan syarat dan ketentuan berlaku. Berita ini sifatnya layanan publik dari media. Artinya tidak perlu membayar. Namun pemuatannya harus memenuhi syarat kelayakan berita dan tersedia space ini media bersangkutan.
Strategi Kesepuluh :
Berita harus faktual atau obyektif, bermakna dann mempertimbangkan dampak sosial serta dampak teknologinya. Berita memiliki nilai-nilai seperti konflik, kemajuan dan bencana, konsekuensi, kemasyuran dan terkemuka, saat yang tepat dan kedekatan, keganjilan, sentuhan manusiawi , seks, dan aneka lainnya. Sedangkan sumber berita  yaitu sumber primer (fakta /data di lapangan dan wawancara), sember sekunder (riset pustaka), dan riset foto. Prinsip dasar penulisan yaitu penugasan, pengumpuan, evaluasi, penulisan dan penyuntingan.
Strategi Kesebelas :
Usahakan agar kalimat rata-rata pendek., pilih yang sederhana dari pada yang kompleks, pilih kata-kata yang lazim, hindari kata-kata yang tidak perlu, beri kekuatan pada kata kerja, tulislah sebagaimana anda berbicara, gunakan istilah yang bisa digambarkan oleh pembaca, hubungkan dengan pengalaman membaca anda, gunakan sepenuhnya variasi, menulislah untuk menyatakan dan bukan mempengaruhi.
Strategi Keduabelas :
Wartawan harus memiliki sikap dan watak way of life,  tujuan mulia, tidak arogan, akurat, keceapatan, jujur terhadap kebenaran. Bekal kerja wartawan adalah memiliki naluri berita, observasi, keingintahuan, mengenal berita, menangani berita, ungkapan yang jelas, kepribadian yang luwes, pendekatan yang sesuai, kecepatan, kecerdikan, teguh pada janji, daya ingat yang tajam, buku catatan, referensi, kamus, surat kabar/majalah/internet/tv/radio, perbaikan demi kemajuan. Sedangkan syarat kerja wartawan adalah tahu yang menarik, selalu ingin tahu, mampu observasi.