Friday, October 5, 2018

SARJANA MENGANGGUR SALAH SIAPA?



Mendapat pekerjaan dengan cepat pasca kuliah tentunya menjadi harapan setiap sarjana. Namun sayangnya, segudang teori dan nilai cukup tinggi yang didapat selama kuliah belum bisa menjadi jaminan kesuksesan pasca kuliah khususnya dalam dunia kerja. Terlebih diera yang serba modern ini. Persaingan di dunia kerja semakin ketat. Oleh karena itu setiap orang dituntut untuk memiliki skill dan pemikiran yang kreatif serta inovatif termasuk seorang sarjana.
Miris jika harus mendengar berita banyaknya pengangguran intelektual di Indonesia. Sebagai  seorang yang telah menempuh pendidikan tinggi disebuah universitas atau perguruan tinggi, tentunya sangat menyakitkan jika ilmu yang selama ini diperoleh nyatanya tidak bisa diterapkan pasca kuliah. Terlebih jika selama kuliah telah menghabiskan biaya yang banyak pastilah sangat menyesakan.
Banyaknya pengangguran intelektual terkadang juga menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan.  Sebab meskipun telah menenteng gelar sarjana belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan. Malah justru bisa menambah jumlah pengangguran yang sudah mulai menumpuk. Sehingga tak jarang mahasiswa tingkat akhir justru mulai dihantui dengan sebuah pertanyaan “lulus kuliah mau kemana?”. Sedangkan mahasiswa yang baru lulus dan tidak langsung bekerja biasanya juga akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitarnya.
pertanyaan besar selanjutnya yang sering muncul dibenak masyarakat yaitu sarjana menganggur salah siapa? Tentunya pertanyaan ini menjadi PR penting baik bagi pemerintah, lembaga pendidikan, maupun mahasiswa. Sedangkan pastinya jawaban setiap orang pun akan berbeda-beda tergantung dari sisi mana mereka melihat.
Jika mengingat kembali pada saat masih mengemban status mahasiswa. Maka salah satu hal yang penting dianalisa kembali yaitu aktivitas yang dilakukan selama menjadi mahasiswa. Mahasiswa sebenarnya merupakan kaum intelektual yang nantinya meneruskan perjuangan bangsa ini. Sesuai dengan namanya  yaitu “ Maha” dan “Siswa“ tentu letaknya di posisi tertinggi  dalam status pendidikan selain diwajibkan memiliki nilai akademis yang bagus, mahasiswa juga harus memiliki wawasan yang luas dan diiringi dengan soft skill yang harus dikembangkan. Itu sebabnya disetiap universitas maupun perguruan tinggi diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ataupun organisasi lainnya. Dari sekian banyak organisasi yang ditawarkan tentu mahasiswa seharusnya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembangkan bakat dan pengetahuannya. Hal ini mengingat bahwa dalam suatu organisasi tentu akan terjadi sebuah proses yang dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa yang mungkin belum tentu bisa diperoleh dibangku perkuliahan. Setidaknya sedikit atau pun banyak dari beberapa pengalaman berorganisasi mampu membantu mahasiswa untuk lebih siap dalam menghadapi dunia pasca kuliah.


No comments:

Post a Comment