Konsep “sosial” dalam konteks
pembangunan sosial bervariasi berkaitan dengan ciri-ciri yang ada di suatu
negara dan di dalam masyarakatnya. Diana Conyers menyimpulkan beberapa konsep
“sosial”, dapat menyangkut:
- pemberian fasilitas-fasilitas sosial,
seperti taman nasional, tempat permainan anak-anak,dll;
- lawan dari “individu” dalam arti
benda-benda sosial dan keuntungan sosial;
- perhatian dan keterlibatan
masyarakat;
- lawan
dari “ekonomis” yakni pembangunan yang mengutamakan faktor-faktor non
ekonomis
- sesuatu
di mana rakyat memiliki beberapa hak intrinsik sebagai anggota masyarakat,
yakni hak sosial atau yang secara sosial berhak seperti persamaan
kesempatan, kebebasan berbicara, keadilan, partisipasi, pangan yang
memadai, dll.
Sebagaimana konsep “sosial”
yang memiliki beberapa variasi, makna pembangunan sosial pun juga memiliki
variasi yang bermacam-macam. Ada 3 macam kategori pembangunan sosial yang akan
dibahas di sini, yaitu:
1. Pembangunan sosial sebagai pengadaan pelayanan masyarakat.
Interpretasi pembangunan sosial sebagai
usaha terencana untuk memberikan fasilitas sosial adalah definisi yang paling sederhana dan
diterima secara luas. Interpretasi
ini merupakan derivat dari model pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan
dasar/kesejahteraan.
2. Pembangunan sosial sebagai upaya terencana
untuk mencapai tujuan sosial yang kompleks dan bervariasi.
Pembangunan sosial
mencakup proses pencapaian tujuan sosial yang lebih kompleks dan kadang-kadang
bervariasi seperti, persamaan, keadilan sosial, promosi budaya, ketentraman
batin,dll. Kendati tujuan sosial ini sulit diukur tetapi banyak pula
negara-negara sedang berkembang yang menggunakannya.
3. Pembangunan sosial sebagai upaya yang terencana
untuk meningkatkan kemampuan manusia
untuk berbuat.
Kategori ini
merupakan derivat dari model pembangunan yang berpusat pada manusia.
Pembanguann sosial meliputi suatu uasaha terncana untuk meningkatkan kemampuan
dan potensi manusia dan untuk mengerahkan minat mereka ikut serta dalam proses
pembuatan keputusan tentang berbagai hal yang memilki dampak bagi mereka dan
bagi penerapan keputusan tersebut. Dengan demikian pembangunan sosial mencoba
mempromosikan kekuatan manusia, bukan mengabadikan ketergantungan yang
menciptakan hubungan antara birokrat dan masyarakat.
Dalam pembangunan
sosial dalam kategori inilah konsep partisipasi
menjadi sangat penting. Partisipasi menjadi suatu komponen yang harus ada dalam
konsep pembangunan sosial ini. Melalui proses
partisipasi itulah kemampuan manusia dan perjuangan mereka untuk membangkitkan
dan menopang pertumbuhan kolektif menjadi kuat.
Dengan bervariasinya makna kategori pembangunan sosial
yang dipakai dalam berbagai negara tersebut maka untuk pencapaian tujuan
pembanguna sosial juga memiliki alternatif pendekatan yang dapat dipilih oleh
negara manapun. Alternatif pendekatan ini bergerak dari pendekatan pembangunan
sosial yang “top down” sampai pada pendekatan sosial yang berdasar pengelolaan
sumber yang bertumpu pada masyarakat/komunitas.
Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut.
Perbedaan
Ciri-ciri Pendekatan Pembangunan Sosial Atas-Bawah, Cetak Biru dan Pengelolaan
Sumber yang Bertumpu pada Masyarakat
Ciri-ciri
|
Pendekatan
|
|
Atas-bawah, cetak biru
|
Pengelolaan sumber yang bertumpu pada masyarakat
|
|
Ciri khas
Keterandalan
Keuntungan
Kerugian
Prioritas
|
Segala sumber yang disediakan
birokrasi pusat.
Manakala ada
sumber pusat yang melimpah, dan Tidak ada sumber daerah yang menganggur.
Cepat dan mudah
Menciptakan
ketergantungan,
Program
pembangunan sosial berakhir ketika subsidi dihentikan.
Infrastruktur system diberikan dari pusat,
Sumber-sumber
potensial dieksplorasi birokrasi pusat.
|
Sumber-sumber
pusat adalah pemacu untuk mengerahkan sumber lokal yang diarahkan sendiri.
Sumber pusat
yang tidak memadai,
Sumber daerah
tidak dimanfaatkan sepenuhnya,
Pembangunan kemampuan lokal untuk ketahanan dan kepercayaan diri.
Pemanfaatan daerah sepenuhnya.
Sulit dimulai,
Lamban dan sulit mengelolanya.
Pengikisan Kemiskinan
Sumber-sumber dikerahkan masyarakat lokal.
|
No comments:
Post a Comment