Tangga partisipasi akan menggambarkan bentuk dan penjenjangan dari
partisipasi masyarakat. Apabila bentuk partisipasi menunjukkan macam aktivitas
yang dilakukan oleh partisipan, maka penjenjangan akan menunjukkan tingkat
kedalaman aktivitas partisipan. Sherry Arnstein pada tahun 1969 merumuskan
tangga partisipasi sebagai indicator tingkat partisipasi dari yang terendah
hingga yang tertinggi sebagai berikut:
1. Manipulasi (manipulation). Pemerintah
memberikan informasi, dalam banyak hal berupa informasi dan kepertcayaan yang
keliru kepada warga. Dalam beberapa hal pemerintah melakukan mobilisasi warga
yang mendukung/dibuat mendukung keputusannya untuk menunjukkan bahwa
kebijakannya popular. (bukan bentuk partisipasi).
2. Penentraman
(placation). Pemerintah memberikan informasi dengan tujuan agar warga
tidak memberikan perlawanan atas keputusan yang telah ditetapkan, seringkali
didukung oleh pengerahan kekuasaan (baik hokum maupun psikologis).
3. Sosialisasi
(informing). Pemerintah memberikan informasi mengenai keputusan yang
telah dibuat dan mengajak warga untuk melaksanakan keputusan tersebut.
4. Konsultasi
(consultation). Pemerintah meminta saran dan kritik dari masyarakat sebelum
suatu keputusan ditetapkan. (2, 3 dan 4 bentuk lain dari tokenisme).
5. Kemitraan
(partnership). Masyarakat dilibatkan untuk merancang dan mengambil
keputusan bersama pemerintah.
6. Pendelegasian
Kekuasaan (deleigated power). Pemerintah mendelegasikan
keputusan untuk ditetapkan oleh warga.
7. Pengawasan
oleh Warga (citizen control). Warga memiliki kekuasaan mengawasi secara
langsung keputusan yang telah diambil dan menolak keputusan yang bertentangan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. (5,
6 dan 7 wujud dari kekuasaan dan partisipasi warga).
Dengan pengertian yang hampir sama Pretty
(1994) mengajukan adanya 7 tipologi partisipasi untuk menunjukkan bentuk dan
tingkat partisipasi masyarakat:
1. Partisipasi
Pasif
2. Partisipasi Memberikan Informasi
3. Partisipasi melalui Konsultasi
4. Partisipasi untuk Insentif Materi
5. Partisipasi Fungsional
6. Partisipasi Interaktif
7. Self-mobilisation
|
Masyarakat berpartisipasi
dengan diberitahu apa yang akan berjalan atau telah terjadi. Merupakan
pemberitahuan satu arah oleh pengelola administrasi atau pengelola proyek
tanpa mendengarkan tanggapan masyarakat. Informasi yang dibagikan hanya milik
professional dari luar.
Masyarakat berpartisipasi
dengan menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti yang menggunakan pendekatan
survei kuesioner atau sejenis. Masyarakat tidak memiliki peluang untuk
mempengaruhi proses, temuan penelitian tidak dibagikan atau tidak dicek untuk
keakuratan.
Masyarakat berpartisipasi
dengan menjadi konsultan dan orang luar mendengar untuk memperoleh gambaran.
Para professional dari luar menetapkan permasalahan dan jawabannya, dan
mungkin memodifikasinya dengan tanggapan ringan dari masyarakat.
Proses-proses konsultatif terkait tidak mengakui pembagian dalam pembuatan
keputusan, dan para professional tidak memiliki tanggung jawab untuk
menempatkan pandangan-pandangan masyarakat.
Masyarakat berpartisipasi
dengan menyediakan sumber daya, contohnya tenaga kerja, untuk imbalan seperti
makanan, uang atau insentif materi lainnya. Banyak penelitian on-farm jatuh
dalam kategori ini, ketika petani menyediakan lahan tetapi mereka tidak
terlibat dalam uji coba atau proses pembelajaran. Sangat umum melihat
partisipasi jenis ini, sekarang segera masyarakat tidak melanjutkan
kegiatan-kegiatan ketika insentif selesai.
Masyarakat berpartisipasi
dengan membentuk kelompok kelompok untuk melaksanakan
tujuan-tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana dapat
melibatkan organisasi sosial pengembangan atau peningkatan dari luar sebagai
penggagas. Keterlibatan cenderung tidak dari tahapan awal siklus proyek atau
pada perencanaan, tetapi lebih setelah keputuisan-keputusan utama telah
dibuat. Kelembagaan jenis ini cenderung tergantung penggagas dan fasilitator
dari luar, tetapi mungkin menjadi mandiri.
Masyarakat berpartisipasi dalam
analisis bersama yang mengarah keperencanaan aksi dan pembentukan
kelembagaan-kelembagaan lokal baru atau penguatan yang sudah ada. Bentuk ini
cenderung melibatkan metodologi-metodoligi lintas ilmu yang melihat beragam
perspektif dan menjalankan proses pembelajaran yang sistematis dan
terstruktur. Kelompok-kelompok ini akan mengambil alih keputusan-keputusan
lokal, dan akibatnya masyarakat akan tetap menjaga struktur-struktur dan
praktek-praktek.
Masyarakat berpartisipasi
dengan mengambil inisiatif tanpa tergantung lembaga-lembaga luar untuk
merubah system. Mereka mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga luar untuk
kebutuhan sumber informasi dan praktek, tetapi tetap memelihara pengawasan
bagaimana sumber-sumber digunakan. Gerakan mandiri dan aksi bersama mungkin
atau mungkin tidak akan menantang keberadaan distribusi kekayaan dan
kekuasaan yang tidak adil.
|
Sedangkan UNDP (1997)
menyusun tangga partisipasi mulai dari Manipulöasi, Informasi, Konsultasi,
Membangun Konsensus, Pembuatan Keputusan, Berbagi Resiko, Kerjasama dan
Mengatur Sendiri.
No comments:
Post a Comment